Penjualan global kendaraan listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) dan plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) pada April 2025 mencapai 1,5 juta unit. Angka ini meningkat 29% secara tahunan.
Dilansir dari Reuters, Rabu (14/5/2025), pertumbuhan pertumbuhan penjualan kendaraan listrik ini didorong oleh permintaan yang solid di Tiongkok dan Eropa, meskipun di tengah ketegangan perdagangan global. Namun, Amerika Utara mencatat penurunan pertama sejak September 2024.
Di Tiongkok yang merupakan pasar kendaraan listrik terbesar di dunia, penjualan BEV dan PHEV naik 32% dibandingkan April 2024 menjadi 900.000 unit.Sementara itu, Eropa mencatat peningkatan sebesar 35% menjadi 300.000 unit. Pertumbuhan ini banyak didorong oleh strategi pabrikan otomotif Eropa yang menjual lebih banyak model rendah emisi untuk memenuhi target CO2 Uni Eropa.
Di sisi lain, Amerika Utara mencatat penurunan penjualan sebesar 5,6% menjadi 100.000 unit. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh tarif impor kendaraan listrik sebesar 25% yang diterapkan oleh pemerintah AS. Selain itu, ketidakpastian kebijakan emisi dan tarif dari Presiden Donald Trump turut menghambat pertumbuhan pasar mobil listrik di wilayah tersebut.
Produsen kendaraan listrik asal Tiongkok tetap kuat di pasar domestik dan semakin agresif menargetkan pasar internasional, terutama untuk model hibrida plug-in yang semakin diminati. Ekspansi ini menjadi sinyal penting dalam lanskap persaingan industri mobil listrik global.
Manajer data di Rho Motion Charles Lester menyampaikan, kesepakatan perdagangan terbaru antara AS dengan Inggris dan China mungkin belum berdampak besar pada volume penjualan kendaraan listrik, tetapi menjadi sinyal positif menjelang pembicaraan dagang dengan Korea Selatan, Jepang, dan Uni Eropa.