×

Iklan

Iklan

banner 728x90

Indeks Berita

Cara Memilih Stasiun Pengisian Mobil Listrik

Selasa, 03 Juni 2025 | Juni 03, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-02T18:47:17Z

  Dengan semakin populernya mobil listrik di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, keberadaan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) menjadi kunci untuk mendukung mobilitas pengguna kendaraan listrik (electric vehicle/EV).



Namun, tidak semua stasiun pengisian daya cocok untuk kebutuhan Anda. Untuk itu, berikut ini cara memilih stasiun pengisian mobil listrik yang tepat.

Cara Memilih Stasiun Pengisian Mobil Listrik

1. Pahami jenis pengisi daya (charger) yang tersedia

Stasiun pengisian mobil listrik memiliki beberapa jenis pengisi daya dengan kecepatan dan kompatibilitas yang berbeda. Berikut ini tiga jenis utama yang perlu Anda ketahui.

  • Level 1 (AC, 120V): Pengisian lambat, biasanya digunakan di rumah dengan daya rendah (2-5 jam untuk 100 km jarak tempuh). Cocok untuk pengisian semalaman.
  • Level 2 (AC, 240V): Pengisian lebih cepat, umum di SPKLU atau tempat umum, seperti mal (4-8 jam untuk pengisian penuh). Biasanya menggunakan konektor J1772 atau Type 2.
  • DC fast charging (DCFC): Pengisian super cepat, ideal untuk perjalanan jauh (20-40 menit untuk 80% kapasitas). Konektor umum termasuk CCS, CHAdeMO, atau Tesla Supercharger.

Pastikan mobil Anda kompatibel dengan jenis pengisi daya di stasiun tersebut. Misalnya, Hyundai Ioniq 5 menggunakan konektor CCS, sementara Wuling Air EV sering menggunakan type 2 di Indonesia.

2. Gunakan aplikasi atau peta digital untuk menemukan SPKLU

Banyak aplikasi dan peta digital, seperti PlugShare, ChargePoint, atau A Better Routeplanner membantu menemukan SPKLU terdekat. Aplikasi ini memberikan informasi tentang lokasi stasiun pengisian daya, jenis pengisi daya yang tersedia (level 1, level 2, atau DCFC), ulasan pengguna tentang keandalan dan kondisi stasiun, serta status ketersediaan (apakah sedang digunakan atau rusak).

Di Indonesia, aplikasi seperti PLN Mobile juga dapat digunakan untuk menemukan SPKLU resmi milik PLN. Selalu periksa ulasan pengguna untuk memastikan stasiun berfungsi dengan baik dan memiliki fasilitas pendukung, seperti parkir atau WiFi.

3. Perhatikan kecepatan pengisian dan kapasitas mobil Anda

Kecepatan pengisian daya bergantung pada kapasitas pengisi daya dan kemampuan mobil Anda. Misalnya, Wuling Air EV memiliki kapasitas pengisian maksimum 6,6 kW (level 2), sehingga menggunakan DC Fast Charging dengan daya 50 kW tidak akan mempercepat pengisian.

Sebaliknya, mobil seperti Hyundai Ioniq 5 yang mendukung pengisian hingga 350 kW akan optimal di stasiun DCFC. Periksa spesifikasi mobil Anda untuk memilih SPKLU dengan daya yang sesuai, agar waktu pengisian lebih efisien.

4. Pertimbangkan lokasi dan fasilitas pendukung

Pilih SPKLU yang terletak di lokasi strategis, seperti pusat perbelanjaan, rest area, atau dekat tempat makan, sehingga Anda dapat memanfaatkan waktu pengisian untuk aktivitas lain.

Periksa fasilitas tambahan, seperti area parkir yang aman dan luas, keamanan 24 jam atau CCTV, serta akses ke kafe, restoran, atau toilet.

Di Indonesia, SPKLU di mal besar, seperti Pantai Indah Kapuk (PIK) Avenue atau rest area tol Jakarta-Cikampek sering dilengkapi fasilitas lengkap, membuat pengisian lebih nyaman.

5. Cek biaya pengisian dan metode pembayaran

Biaya pengisian daya bervariasi tergantung pada penyedia SPKLU. Beberapa stasiun menawarkan tarif per kWh, sementara yang lain menggunakan tarif per menit. Di Indonesia, PLN menetapkan tarif rata-rata Rp 2.466 per kWh untuk SPKLU (per 2025), tetapi harga bisa lebih tinggi di stasiun swasta.

Pastikan metode pembayaran yang diterima (kartu kredit, aplikasi, atau kode QR) sesuai dengan preferensi Anda. Beberapa SPKLU juga menawarkan langganan bulanan untuk pengguna rutin, yang bisa lebih hemat.

6. Pastikan keandalan dan pemeliharaan SPKLU

Tidak ada yang lebih menyebalkan daripada tiba di SPKLU yang rusak. Gunakan aplikasi seperti PlugShare untuk memeriksa ulasan terbaru tentang keandalan stasiun.

SPKLU yang dikelola oleh penyedia resmi, seperti PLN atau ChargePoint cenderung lebih terawat dibandingkan stasiun mandiri. Jika memungkinkan, pilih stasiun dengan beberapa pengisi daya untuk mengurangi risiko antrean atau kerusakan.

7. Rencanakan pengisian untuk perjalanan jauh

Untuk perjalanan jarak jauh, pilih SPKLU yang terletak di jalur strategis, seperti rest area di jalan tol Trans-Jawa. Gunakan aplikasi perencana rute, seperti A Better Routeplanner untuk mengidentifikasi stasiun dengan DC Fast Charging di sepanjang rute Anda.

Pastikan untuk menghitung waktu pengisian (biasanya 20-40 menit untuk DCFC) dan cadangan daya baterai (minimal 10-20%) agar tidak kehabisan daya di tengah perjalanan.

8. Pertimbangkan pengisian di rumah sebagai alternatif

Jika Anda sering berkendara di perkotaan, memasang pengisi daya level 2 di rumah bisa menjadi solusi hemat biaya dibandingkan mengandalkan SPKLU. Pastikan instalasi listrik rumah Anda mendukung daya 7,4 kW atau lebih, dan gunakan charger bawaan mobil untuk efisiensi maksimal.

Pengisian di rumah juga lebih nyaman untuk penggunaan sehari-hari dan dapat mengurangi ketergantungan pada SPKLU publik.

Memilih stasiun pengisian mobil listrik yang tepat memerlukan perhatian pada jenis pengisi daya, lokasi, biaya, dan keandalan. Pastikan memahami spesifikasi mobil Anda dan merencanakan pengisian dengan baik untuk pengalaman berkendara yang lancar.

×
Berita Terbaru Update