×

Iklan

Iklan

banner 728x90

Indeks Berita

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengungkapkan, kebijakan mandatori biodiesel telah terbukti memberikan dampak ekonomi yang signifikan

Senin, 30 Juni 2025 | Juni 30, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-29T17:24:58Z

  Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengungkapkan, kebijakan mandatori biodiesel telah terbukti memberikan dampak ekonomi yang signifikan, terutama dalam penghematan devisa dan penyerapan tenaga kerja.



Berdasarkan catatan Kementerian ESDM, pada tahun 2024 dan 2025, Indonesia berhasil menghemat devisa sebesar US$ 17,19 miliar atau sekitar dengan Rp 271,78 triliun.

Yuliot mengungkapkan, program mandatori biodesel diluncurkan sebagai upaya memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri dengan mencampurkan biodiesel ke dalam solar.

Pada 2025, Indonesia sudah menerapkan mandatori biodiesel B40, dan pemerintah berencana meningkatkan campuran hingga B50 tahun depan.

"Kebijakan mandatori biodiesel ini adalah program pemerintah untuk mencukupi kebutuhan BBM dalam negeri dengan mencampurkan biodiesel ke dalam solar," ungkap Yuliot dalam keterangannya resminya, Minggu (29/6/20225).

Dirinya melanjutkan, pemanfaatan crude palm oil (CPO) sebagai bahan baku biodiesel diharapkan dapat meningkatkan ketahanan energi nasional sekaligus mengurangi ketergantungan impor BBM. Langkah ini selaras dengan Astacita dari Presiden Prabowo untuk mewujudkan swasembada energi.

Selain menghemat devisa, kebijakan mandatori biodiesel dikatakan  juga mendorong pertumbuhan industri dalam negeri dan menciptakan lapangan kerja.

Pada 2024, program mandatori B35 menyerap sekitar 12.000 tenaga kerja di sektor off-farm dan sebanyak 1,64 juta orang di sektor on-farm. Sementara itu, program mandatori B40 pada 2025, jumlah tenaga kerja yang terserap mencapai 14.000 orang untuk off-farm dan menembus 1,95 juta orang untuk on-farm.

Sejak diluncurkan pada 2015 dengan B20, program ini terus berkembang menjadi B30 pada 2020 dan mencapai puncaknya pada Januari 2025 dengan B40 sebagai capaian tertinggi di dunia.

Keberhasilan ini tidak lepas dari sinergi dan kolaborasi berbagai pihak. Ke depannya, pemerintah akan berupaya meningkatkan campuran biodiesel di dalam minyak solar di atas 40%, untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dan memperkuat ketahanan energi nasional.

"Pada 2025, kita sudah mandatori biodiesel B40, dan juga untuk 2026 kita merencanakan implementasi B50," pungkasnya.

×
Berita Terbaru Update