×

Iklan

Iklan

banner 728x90

Indeks Berita

Lebih dari 500 mantan pejabat Israel, termasuk mantan kepala intelijen Mossad dan Shin Bet, mendesak mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump agar menekan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menghentikan perang

Selasa, 05 Agustus 2025 | Agustus 05, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-08-04T18:44:19Z

 



Lebih dari 500 mantan pejabat Israel, termasuk mantan kepala intelijen Mossad dan Shin Bet, mendesak mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump agar menekan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menghentikan perang di Jalur Gaza.

“Menurut penilaian profesional kami, Hamas tidak lagi menjadi ancaman strategis bagi Israel,” tulis 550 mantan pejabat keamanan dalam surat terbuka yang dibagikan kepada media, Senin (4/8/2025), merujuk pada konflik yang telah berlangsung hampir dua tahun.

Para penandatangan menegaskan bahwa militer Israel telah mencapai dua tujuan utama yang bisa dicapai melalui kekuatan militer, yaitu menghancurkan organisasi bersenjata Hamas dan membubarkan aparat pemerintahannya.

“Tujuan ketiga, yang terpenting, hanya dapat dicapai melalui kesepakatan, dengan memulangkan semua sandera. Pengejaran anggota senior Hamas yang tersisa dapat dilakukan setelahnya,” lanjut surat tersebut.

Mereka menilai Trump memiliki pengaruh besar di mata publik Israel dan dapat mendesak Netanyahu untuk mengakhiri konflik serta menyelamatkan sandera. Para mantan pejabat itu juga mendorong keterlibatan koalisi regional guna mendukung Otoritas Palestina mengambil alih kendali Gaza, menggantikan Hamas.

Dalam video yang dirilis bersamaan dengan surat tersebut, mantan Kepala Shin Bet Ami Ayalon menyebut perang di Gaza pada awalnya adil dan defensif, tetapi kini tidak lagi relevan. “Perang ini menghancurkan keamanan dan identitas Israel,” ujarnya.

Konflik di Gaza pecah pada Oktober 2023 ketika Hamas melancarkan serangan terkoordinasi di Israel selatan, menewaskan lebih dari 1.200 orang dan menyandera 251 orang. Saat ini, 49 sandera masih ditahan di Gaza, dengan 27 di antaranya diyakini telah tewas.

Serangan militer Israel sebagai balasan telah menewaskan lebih dari 60.000 orang, sebagian besar warga sipil, menurut otoritas kesehatan Gaza. Komunitas internasional terus menyerukan gencatan senjata untuk memungkinkan penyaluran bantuan kemanusiaan dan pembebasan sandera yang tersisa. Namun, sejumlah pejabat dalam pemerintahan koalisi Netanyahu mendesak agar operasi militer terus berlanjut, bahkan hingga menguasai seluruh atau sebagian wilayah Gaza.

×
Berita Terbaru Update