×

Iklan

Iklan

banner 728x90

Indeks Berita

Penyaluran kredit sektor properti per Juni 2025 tercatat tumbuh sebesar 8,12% secara tahunan (year on year/yoy).

Senin, 04 Agustus 2025 | Agustus 04, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-08-03T18:17:24Z

 



Penyaluran kredit sektor properti per Juni 2025 tercatat tumbuh sebesar 8,12% secara tahunan (year on year/yoy). Meski tetap tumbuh positif, angka ini menunjukkan perlambatan selama sembilan bulan berturut-turut sejak lonjakan tertinggi yang terjadi pada pertengahan 2024.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) per Minggu (3/8/2025), total kredit properti yang disalurkan perbankan mencapai Rp 980,87 triliun. Realisasi tersebut naik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 907,23 triliun.

Meski bertumbuh, laju pertumbuhan tersebut mengalami tren penurunan sejak Agustus 2024, saat kredit properti sempat mencatatkan pertumbuhan 11,95% yoy. Sejak itu, angka pertumbuhan terus mengalami perlambatan hingga Juni 2025.

Secara segmentasi, kredit pemilikan rumah (KPR) untuk rumah tapak tipe di atas 70 m² menjadi pendorong utama, dengan nilai kredit mencapai Rp 233,99 triliun dan pertumbuhan tahunan sebesar 10,17%. Sebagai perbandingan, segmen ini sempat mencatat lonjakan hingga 20% yoy pada Juni 2024.

Sementara itu, KPR untuk rumah tapak tipe 22-70 m² menyumbang nilai terbesar sebesar Rp 484,52 triliun, tumbuh 8,49% yoy. Namun, performa segmen ini juga menunjukkan tren perlambatan sejak akhir 2024.

Pada sisi lain, kredit untuk rumah susun hanya tumbuh 5,23% yoy menjadi Rp 37,51 triliun, dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada rumah susun tipe di bawah 21 m².

Sektor ruko dan rukan juga mencatatkan pertumbuhan tinggi, yakni 27,16% yoy menjadi Rp 46,04 triliun. Meski demikian, laju pertumbuhan juga mulai melambat dari bulan-bulan sebelumnya.

Secara umum, kualitas kredit di sektor properti dinilai masih dalam batas aman. Rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) tercatat sebesar 3,19% pada Juni 2025, sedikit membaik dibandingkan bulan sebelumnya.

Rinciannya, NPL KPR rumah tapak berada di level 3,07%, rumah susun sebesar 3,43%, dan kredit ruko/rukan tercatat 4,10%.

Sementara itu, untuk kredit konstruksi yang juga masuk dalam kelompok kredit properti, justru mengalami penurunan penyaluran sebesar 6,32% yoy menjadi Rp 35,83 triliun.

Rasio NPL untuk sektor ini tercatat masih cukup tinggi di angka 7,52%, meskipun membaik dari posisi tahun lalu yang mencapai 10,12%.


×
Berita Terbaru Update