Notification

×

Iklan

Iklan

banner 728x90

Indeks Berita

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan laporan terjadinya kekerasan di Haiti dengan hampir 200 orang pengikut voodoo dibantai

Selasa, 10 Desember 2024 | Desember 10, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-12-09T17:16:09Z




Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Senin (9/12/2024), mengeluarkan laporan terjadinya kekerasan di Haiti dengan hampir 200 orang pengikut voodoo dibantai.

Menurut PBB, kekerasan tersebut dipicu oleh seorang pemimpin geng kriminal yang mengatur pembantaian terhadap pengikut voodoo. Hal ini dilaporkan organisasi sipil Komite Perdamaian dan Pembangunan (CPD).

Pemimpin geng kriminal Haiti tersebut diduga percaya bahwa penyakit anaknya disebabkan oleh kutukan dari pengikut voodoo. "Dia memutuskan untuk menghukum dengan kejam semua orang tua dan pengikut voodoo yang, dalam imajinasinya, mampu mengirimkan kutukan buruk kepada anaknya," jelas pernyataan CPD.

Anggota geng kriminal bersenjata di Haiti kemudian mengidentifikasi para korban di rumah mereka dan membawa mereka ke markas pemimpin geng untuk dieksekusi. Pengikut voodoo dibantai di lingkungan pesisir Cite Soleil, wilayah barat ibu kota Port-au-Prince.

Menurut Komisioner Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk, setidaknya 184 orang tewas dalam insiden ini, menambah jumlah korban tewas akibat kekerasan di Haiti menjadi 5.000 sepanjang tahun ini. Mayoritas korban pengikut voodoo dibantai berusia di atas 60 tahun.

Namun ada beberapa anak muda juga menjadi korban saat mencoba menyelamatkan orang lain.

CPD melaporkan bahwa lebih dari 100 orang pengikut voodoo dibantai, dengan tubuh mereka dimutilasi dan dibakar di jalanan. Tragedi ini mencerminkan semakin intensifnya kekerasan di Haiti, di mana geng bersenjata kini menguasai sekitar 80 persen wilayah ibu kota.

Haiti telah mengalami ketidakstabilan selama beberapa dekade, namun situasi semakin memburuk sejak Februari, ketika geng bersenjata melancarkan serangan terkoordinasi untuk menggulingkan Perdana Menteri Ariel Henry. Meski ada misi dukungan polisi yang dipimpin Kenya dengan dukungan AS dan PBB, kekerasan tetap meluas.

Pengikut voodoo dibantai terjadi karena ketidakmampuan keamanan Haiti menegakan keamanan di negaranya, meski sudah dibantu pasukan asing.


×
Berita Terbaru Update