Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sekaligus Kepala BKKBN Wihaji meluncurkan program taman asuh sayang anak (Tamasya) secara nasional. Program inovatif ini bertujuan, menyelamatkan masa depan anak-anak dengan menghadirkan taman asuh anak di lingkungan kerja tanpa mengorbankan produktivitas orang tua.
Peluncuran program Tamasya dilakukan Menteri BKKBN Wihaji di Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur. Secara paralel, peluncuran ini juga dilakukan secara virtual di enam provinsi lainnya di Indonesia.
“Tamasya hadir agar anak-anak tetap mendapat kasih sayang meski orang tua bekerja. Semua bahagia, anaknya aman, orang tuanya produktif,” ujar Menteri Wihaji kepada wartawan, Kamis (29/5/2025).Kabupaten Kutai Timur menjadi daerah percontohan dengan 91 titik Tamasya yang sudah beroperasi, melayani sekitar 1.860 anak, mulai dari bayi hingga usia 8 tahun.
“TPA di korporasi ini kita sebut Tamasya. Dengan jumlah itu, anak tetap mendapat sentuhan kasih sayang meski ibunya bekerja,” lanjutnya.
Secara nasional, program ini telah menjangkau sekitar 3.000 unit taman asuh anak di berbagai lingkungan korporasi dan instansi. Untuk menjalankan program ini secara maksimal, kerja sama lintas sektor sangat diperlukan.
Pemerintah akan melibatkan enam kementerian, termasuk dukungan dari pemerintah daerah, seperti wakil gubernur dan bupati setempat, demi memastikan kelangsungan program.
“Program ini kolaboratif. Kami kerja sama dengan banyak pihak untuk menjamin masa depan anak-anak tanpa menghambat orang tua bekerja,” tutup Menteri BKKBN Wihaji yang meluncurkan program Tamasya untuk anak