Polres Malang terus melakukan pemeriksaan sejumlah saksi atas insiden pelemparan batu terhadap bus tim Persik Kediri seusai laga lawan Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Namun, hingga saat ini belum ada penetapan tersangka atas kasus tersebut.
Kapolres Malang, AKBP Danang Setiyo Pambudi, menerangkan sejumlah saksi telah dimintai keterangan untuk mengungkap pelaku pelempar batu yang menyebabkan kaca bus pecah hingga melukai dua anggota tim Persik Kediri.
Sejumlah saksi yang diperiksa di antaranya dari kalangan masyarakat, petugas keamanan, hingga suporter yang ada di lokasi kejadian. “Sudah sejumlah saksi yang kita periksa, maupun informasi dari berbagai kalangan, baik itu dari suporter sendiri, pedagang, petugas pengamanan dari Polri maupun yang dari luar,” kata Danang, Kamis (15/5/2025). Dari hasil pemeriksaan sejumlah saksi, Danang menyebut sejumlah perkembangan. Namun, ia tidak mengungkapkan secara detail perkembangan yang dimaksud.
"Ada sejumlah perkembangan. Mudah-mudahan dalam waktu dekat segera bisa kita rilis,” bebernya soal kasus pelemparan batu ke bus Persik.
Meskipun demikian, hingga saat ini Polres Malang juga belum menetapkan tersangka atas kasus tersebut. Sejumlah upaya pengumpulan barang bukti, maupun keterangan para saksi masih terus didalami.
“Ada beberapa indikasi-indikasi yang menguatkan dan itu masih terus kita dalami, dari berbagai macam pihak. Mudah-mudahan nanti dalam waktu segera bisa rilis kembali,” pungkasnya.
Insiden pelemparan batu ke bus Persik ini pertama kali mencuat setelah gelandang klub itu, Ze Valente, mengunggah video di Instagram story yang menunjukkan kaca samping bus oranye mereka pecah akibat lemparan batu.
"We never learn, but it’s better not to say what I think," tulis Ze Valente, menyiratkan kekecewaannya.
Dalam video tersebut terlihat penumpang turun dari bus dalam kondisi panik. Unggahan itu pun memicu reaksi luas dari warganet yang mengecam aksi kekerasan terhadap tim tamu.
Peristiwa pelembaran batu ke bus Persik ini memicu desakan publik kepada PSSI dan operator liga untuk bertindak tegas terhadap segala bentuk kekerasan di luar stadion, serta memperketat sistem pengamanan, terutama untuk tim tamu seusai pertandingan.