Notification

×

Iklan

Iklan

banner 728x90

Indeks Berita

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan Gunung Tangkuban Parahu

Senin, 30 Juni 2025 | Juni 30, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-29T17:17:31Z

 Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan Gunung Tangkuban Parahu tidak menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik setelah gempa bumi bermagnitudo 2,7 yang terjadi pada Minggu (29/6/2025) pagi akibat sesar Lembang.



Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, mengungkapkan gempa tersebut dirasakan di Pos Pemantauan Gunung Api Tangkuban Parahu pada skala III MMI dan tidak memicu gejala vulkanik yang signifikan.

"Secara visual, tidak terlihat adanya peningkatan aktivitas setelah gempa. Hembusan asap putih dari kawah ratu dan kawah ecoma masih dalam batas normal," ujar Wafid dikutip dari Antara.

Asap dari kawah ratu terpantau mencapai ketinggian 20 hingga 200 meter, sedangkan dari kawah ecoma berkisar antara 5 hingga 10 meter, dengan tekanan yang cenderung lemah hingga sedang.

Aktivitas lumpur mendidih (bualan lumpur) yang muncul sejak 5 Juni 2025 pun masih terus terpantau, tanpa perubahan luas atau intensitas yang mencolok.

Wafid menambahkan pemantauan seismik menunjukkan dominasi getaran tremor menerus yang berkaitan dengan aktivitas lumpur kawah. Pada Sabtu (28/6/2025), tercatat tiga gempa embusan, 84 gempa frekuensi rendah (Low-Frequency), satu gempa tektonik jauh, serta tremor menerus dengan amplitudo 0,5–1,5 mm.

Sementara itu, pada Minggu (29/6/2025) hingga pukul 12.00 WIB, terekam 41 gempa low-frequency, dua gempa vulkanik dalam, satu gempa embusan, satu gempa tektonik jauh, satu gempa terasa, dan tremor menerus beramplitudo 0,5–1 mm.

Dari sisi deformasi, pemantauan dengan alat EDM, GNSS, dan tiltmeter belum menunjukkan perubahan signifikan. Namun, data EDM masih memperlihatkan tren inflasi yang menandakan penumpukan tekanan di bawah permukaan gunung.

"Walaupun tidak ada peningkatan aktivitas mencolok, potensi erupsi freatik tetap ada dan bisa terjadi secara tiba-tiba tanpa tanda-tanda jelas," kata Wafid.

Dengan mempertimbangkan keseluruhan data pemantauan, status aktivitas Gunung Tangkuban Parahu tetap berada di Level I atau normal.

Badan Geologi mengimbau warga dan wisatawan untuk tidak mendekati kawah aktif, menghindari area dasar kawah, dan segera menjauh jika terjadi peningkatan aktivitas atau munculnya bau gas menyengat.

Koordinasi antara BPBD daerah, Pos Pemantauan Gunung Api di Desa Cikole, serta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi akan terus dilakukan guna memastikan keselamatan publik.

"Masyarakat diharapkan tetap tenang, tidak termakan isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, dan mengikuti informasi resmi dari Badan Geologi," tegas Wafid.

×
Berita Terbaru Update