Pemerintah Rusia menegaskan bahwa kemitraan nuklir dengan Iran yang bersifat damai tetap berjalan dan sah secara hukum. Pernyataan ini disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, pada Kamis (26/6/2025), sebagai respons atas ketegangan terbaru terkait serangan terhadap wilayah Iran.
"Kerja sama kami yang terkenal dengan Teheran di bidang energi nuklir damai sepenuhnya sah dan memenuhi kepentingan kedua negara. Kerja sama ini akan terus berlanjut. Dan saya tegaskan bahwa kerja sama ini tidak pernah ditentang oleh siapa pun dengan cara apa pun," ujar Zakharova, seperti dikutip Antara dari Sputnik.'
Ia menambahkan bahwa kemitraan Rusia dan Iran akan terus berkembang di berbagai sektor. Menurutnya, ketegangan yang mempengaruhi hubungan Iran dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) perlu diselesaikan dengan memenuhi beberapa prasyarat.
"Syarat utama dari semua ini adalah perdamaian abadi dan jaminan tegas bahwa fasilitas nuklir Iran dan material, peralatan, serta personel yang berada di sana tidak akan diserang lagi, dan kemampuan verifikasi IAEA tidak akan digunakan untuk tujuan yang tidak sesuai dengan hukum internasional," jelas Zakharova.
Ia juga menyebut bahwa Iran menangguhkan sebagian kerja samanya dengan IAEA sebagai respons atas sikap badan tersebut yang dinilai tidak tegas, terutama dalam menyikapi aksi militer Israel dan Amerika Serikat terhadap Iran.
Pada Minggu (22/6/2025), perwakilan tetap Iran untuk PBB, Amir Saeid Iravani, dalam sidang Dewan Keamanan, mendesak agar fasilitas nuklir milik Israel ditempatkan di bawah pengawasan IAEA.
"Dewan Keamanan PBB harus segera bertindak berdasarkan Bab 7 Piagam PBB dan memperbaiki ketidakadilan dan pelanggaran berat tersebut dengan menempatkan fasilitas nuklir Israel di bawah perlindungan Badan (Badan Tenaga Atom Internasional/IAEA)," tegas Iravani saat itu.