Striker Inter Milan, Marcus Thuram, menegaskan bahwa dalam pertandingan besar seperti final Liga Champions malam kemarin, momen-momen individu penuh kualitas atau “magic moments” bisa menjadi pembeda antara menang dan kalah.
Thuram menyebut beberapa contoh legendaris, seperti voli Zinedine Zidane untuk Real Madrid pada final 2002 dan sundulan Lionel Messi saat melawan Manchester United di final 2009. Baginya, selain strategi, dibutuhkan sedikit keajaiban dari para bintang untuk mengubah jalannya pertandingan.
"Semua orang bicara soal taktik, tapi kamu juga butuh sedikit magic. Apalagi di final, selalu ada sesuatu yang membuat perbedaan," ujar Thuram dalam wawancara dengan TNT Sports, Sabtu (31/5/2025). Thuram juga memberikan apresiasi pada kualitas pertahanan Paris Saint-Germain. Ia menyebut nama-nama seperti Willian Pacho dan Marquinhos sebagai pilar utama, serta kecepatan penuh semangat dari full-back Achraf Hakimi dan Nuno Mendes yang jadi ancaman serius.
Selain itu, Thuram menggarisbawahi pentingnya memerhatikan setiap detail, termasuk dalam situasi bola mati. "Pertandingan ini akan sangat ditentukan oleh hal-hal kecil, jadi kami harus mempersiapkan setiap detail," kata dia.
Menurut Thuram, keseimbangan PSG dalam menyerang dan bertahan membuat laga semakin sulit. PSG dikenal sebagai tim yang suka menguasai bola dan membangun serangan dari sayap.
"Mereka menyerang banyak, tapi juga tim bertahan yang bagus. Mereka sangat seimbang dan ini akan menjadi pertandingan yang sulit," tutup striker asal Prancis ini.
Dengan kekuatan serangan dari kedua tim yang memukau, final Liga Champions dini hari nanti diprediksi menjadi laga yang penuh ketegangan dan penuh aksi seru.