Terobosan penting datang dari dunia medis Tiongkok. Tim ilmuwan dari Hangzhou Institute for Advanced Study yang berada di bawah naungan University of Chinese Academy of Sciences berhasil mengungkap mekanisme baru dalam pengobatan kanker.
Mereka menemukan bahwa methotrexate, obat yang selama ini dikenal sebagai imunosupresif klasik, ternyata memiliki fungsi pengaktifan imun antitumor yang belum pernah dilaporkan sebelumnya.
Temuan mengejutkan ini dipublikasikan secara daring di jurnal Science Translational Medicine dan menjadi kabar menggembirakan bagi dunia medis yang terus mencari cara baru dalam meningkatkan efektivitas imunoterapi dan radioterapi terhadap tumor.
Selama beberapa tahun terakhir, imunoterapi kanker telah mengalami kemajuan pesat.
Namun, masalah besar berupa resistansi obat masih menjadi tantangan utama dalam pengobatan, baik sebelum, selama, maupun setelah terapi. Di sinilah peran methotrexate menjadi sorotan baru.
Dalam studi yang dipimpin oleh peneliti utama Zheng Mingyue, tim mengungkap bahwa methotrexate ternyata mampu mengaktifkan sistem kekebalan tubuh di lingkungan mikro tumor, kemampuan yang sebelumnya tidak pernah dikaitkan dengan obat ini.
Dengan menggunakan algoritma baru, para ilmuwan memprediksi bahwa methotrexate bekerja dengan cara menghambat enzim ENPP1 yang tersebar luas di jaringan dan sel tubuh manusia.
Efek ini ternyata bukan sekadar prediksi. Dalam pengujian laboratorium pada model tikus, methotrexate dosis rendah terbukti secara signifikan meningkatkan efektivitas imunoterapi dan radioterapi antitumor.
Lebih lanjut, uji klinis awal menunjukkan kombinasi methotrexate dengan terapi kanker lain juga menghasilkan efek sinergis yang menjanjikan.
Menurut Zheng, kombinasi methotrexate dengan radioterapi maupun imunoterapi tak hanya meningkatkan efektivitas pengobatan, tetapi juga membantu mengatasi resistansi obat terhadap terapi imun checkpoint blockade yang selama ini menjadi batu sandungan besar dalam penanganan tumor.
“Temuan ini memberikan landasan teoretis kuat untuk strategi kombinasi methotrexate dalam terapi kanker dan membuka jalan bagi pengembangan obat antitumor generasi baru,” kata Zheng.
Penemuan ini memiliki nilai translasi klinis yang sangat tinggi, artinya berpeluang besar untuk diterapkan dalam praktik medis sehari-hari.
Jika penelitian ini terus menunjukkan hasil positif, kita mungkin akan segera melihat terapi kanker yang lebih personal, efektif, dan tahan terhadap resistansi berkat peran methotrexate sebagai penguat respons imun tubuh.
