Notification

×

Iklan

Iklan

banner 728x90

Indeks Berita

Kabar mengejutkan datang dari aktris senior Dewi Yull yang mengungkapkan bahwa dirinya mengalami kebutaan permanen pada mata kanan

Sabtu, 05 Juli 2025 | Juli 05, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-07-04T19:36:52Z

 


Kabar mengejutkan datang dari aktris senior Dewi Yull yang mengungkapkan bahwa dirinya mengalami kebutaan permanen pada mata kanan. Kondisi ini disebabkan oleh pelepasan retina akibat tingkat minus yang sangat tinggi pada matanya.

Menurut pengakuannya, Dewi Yull sudah merasakan tanda-tanda gangguan penglihatan sejak tahun 2023. Namun karena tidak segera memeriksakan diri ke dokter mata, kondisinya semakin memburuk hingga retina pada mata kanannya mengalami ablasi atau pelepasan.

"Mata aku tinggal satu yang berfungsi, tinggal yang kiri. Alhamdulillah tetap disyukuri. Masih bisa bekerja, masih bisa bermanfaat," ujar Dewi dalam sebuah wawancara baru-baru ini.

Hal tersebut terjadi akibat minus yang ekstrem, yakni mata kanan Dewi Yull mencapai minus 25, sementara mata kirinya minus 19.

“Ternyata itu udah tanda-tanda akan ada pelepasan. Jadi retinanya ablasi, lepas dari biji mata. Karena kalau minus tinggi kan katanya cembung, jadi gampang lepas,” jelasnya.

Meskipun kehilangan penglihatan di satu mata, Dewi tetap menjalani hidup dengan optimisme. Ia menganggap kondisi ini sebagai bagian dari ujian hidup yang harus dijalani dengan rasa syukur dan tanpa keluhan.

Lantas, apa sebenarnya ablasi mata tersebut? Dihimpun dari berbagai sumber, berikut penjelasan lengkapnya!

Apa Itu Ablasi Retina?

Ablasi retina atau ablasio retina adalah kondisi terlepasnya retina dari lapisan penyokongnya. Retina merupakan lapisan tipis yang sangat sensitif terhadap cahaya dan berfungsi menangkap serta mengubah cahaya menjadi sinyal listrik untuk diteruskan ke otak.

Jika retina terlepas, suplai oksigen dan nutrisi akan terganggu sehingga dapat menyebabkan kehilangan penglihatan secara permanen. Ablasi retina merupakan kondisi gawat darurat yang memerlukan penanganan medis segera.

Jenis dan Penyebab Ablasi Retina

Terdapat tiga tipe utama ablasi retina, yakni:

1. Rhegmatogenous

Jenis paling umum, terjadi akibat robekan atau lubang pada retina. Robekan ini memungkinkan cairan masuk dan mendorong retina terlepas dari lapisan di bawahnya. Faktor usia dan miopi tinggi (rabun jauh parah) merupakan penyebab utamanya.

2. Traksional

Terjadi karena adanya jaringan parut yang menarik retina. Biasanya dialami oleh penderita diabetes yang tidak terkontrol.

3. Eksudatif

Disebabkan oleh penumpukan cairan tanpa adanya robekan retina. Bisa dipicu oleh hipertensi, peradangan, trauma mata, hingga tumor.

Faktor Risiko

Beberapa kondisi yang meningkatkan risiko ablasi retina antara lain:

  1. Usia di atas 50 tahun.
  2. Miopi berat (misalnya minus lebih dari 10).
  3. Riwayat operasi mata atau cedera mata.
  4. Riwayat keluarga dengan ablasi retina.
  5. Penyakit mata seperti uveitis.

Gejala Ablasi Retina

Gejala awal biasanya datang tiba-tiba dan meliputi:

  1. Melihat kilatan cahaya (fotopsia).
  2. Munculnya bintik hitam atau floater.
  3. Penglihatan seperti tertutup tirai abu-abu.

Jika gejala ini muncul, penting untuk segera ke dokter mata guna mencegah risiko kebutaan permanen.

Pentingnya Deteksi Dini dan Pemeriksaan Rutin

Studi dari Community Eye Health Journal menekankan bahwa deteksi dini menjadi kunci keberhasilan pengobatan ablasi retina. Pemeriksaan retina dengan oftalmoskopi tak langsung oleh dokter spesialis mata sangat direkomendasikan untuk diagnosis dan penanganan yang efektif.

Pengalaman Dewi Yull menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat, terutama mereka yang memiliki minus tinggi. Deteksi dini dan pemeriksaan mata secara berkala sangat penting untuk mencegah kondisi serupa.

"Hati-hati kalau sudah ada gelembung di dalam mata. Buat masyarakat Indonesia yang punya minus tinggi, cepat-cepat langsung ke dokter mata," ujar Dewi mengingatkan.

Kondisi yang dialami Dewi Yull menunjukkan pentingnya kesadaran terhadap kesehatan mata, terutama bagi mereka yang memiliki rabun jauh tinggi. Ablasi retina bukan hanya sekadar gangguan penglihatan biasa, tetapi bisa menyebabkan kebutaan permanen jika tidak ditangani dengan cepat.

×
Berita Terbaru Update