×

Iklan

Iklan

banner 728x90

Indeks Berita

Pemerhati Sosial Sumatera Utara, Abyadi Siregar menilai fenomena karangan bunga itu sebagai bentuk ekspresi kekecewaan masyarakat terhadap Topan Ginting dan kinerja Pemerintah Provinsi Sumatera Utara secara keseluruhan. "Saya menganggap fenomena ini wajar saja. Mungkin selama ini masyarakat menganggap Topan Ginting adalah sosok yang tegas dan berwibawa, tetapi ternyata sebaliknya, kini dia ditetapkan sebagai tersangka KPK," ujar Abyadi kepada wartawan. BACA JUGA Ditahan KPK, Kadis PUPR Sumut Topan Opaja Punya Harta 4,99 Miliar Mantan Kepala Ombudsman Sumut periode 2014–2024 ini juga menyebut penangkapan Topan sebagai sinyal peringatan terhadap Gubernur Sumut Bobby Nasution yang belum genap enam bulan menjabat. Menurut Abyadi, gelombang dukungan masyarakat terhadap KPK menunjukkan bahwa publik mulai kembali menaruh harapan besar pada penegakan hukum yang bersih dan tanpa pandang bulu. "Masyarakat mulai menaruh harapan besar kepada KPK. Mereka ingin kasus-kasus lain yang juga sarat dugaan korupsi seperti proyek Blok Medan, Lapangan Merdeka, dan Kebun Bunga diusut hingga tuntas. Seluruh proyek itu menghabiskan anggaran besar dari APBD, tetapi hasilnya tidak memuaskan," kata Abyadi.

Selasa, 01 Juli 2025 | Juli 01, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-30T17:03:58Z

 Penangkapan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sumatera Utara (Sumut), Topan Obaja Putra Ginting, oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), disambut positif oleh warga Medan. Sejumlah warga menunjukkan dukungan mereka dengan memasang karangan bunga di sejumlah titik strategis kota pada Senin (30/6/2025).


Karangan bunga bertuliskan ucapan terima kasih kepada KPK itu terpasang di depan Taman Cadika Jalan Karya Wisata, sekitar Lapangan Merdeka Jalan Pulau Pinang, dan kawasan Ringroad City Walk (RCW) Jalan Ngumban Surbakti.

Beberapa di antaranya membawa pesan seperti, “Terima kasih KPK atas penangkapannya Kadis PUPR Topan Ginting”, yang dikirim atas nama “Stadion Teladan dan Lapangan Merdeka”, “Korban Galian Drainase”, dan “Warga yang Terzalimi”.Pemerhati Sosial Sumatera Utara, Abyadi Siregar menilai fenomena karangan bunga itu sebagai bentuk ekspresi kekecewaan masyarakat terhadap Topan Ginting dan kinerja Pemerintah Provinsi Sumatera Utara secara keseluruhan.

"Saya menganggap fenomena ini wajar saja. Mungkin selama ini masyarakat menganggap Topan Ginting adalah sosok yang tegas dan berwibawa, tetapi ternyata sebaliknya, kini dia ditetapkan sebagai tersangka KPK," ujar Abyadi kepa wartawan.

Mantan Kepala Ombudsman Sumut periode 2014–2024 ini juga menyebut penangkapan Topan sebagai sinyal peringatan terhadap Gubernur Sumut Bobby Nasution yang belum genap enam bulan menjabat.

Menurut Abyadi, gelombang dukungan masyarakat terhadap KPK menunjukkan bahwa publik mulai kembali menaruh harapan besar pada penegakan hukum yang bersih dan tanpa pandang bulu.

"Masyarakat mulai menaruh harapan besar kepada KPK. Mereka ingin kasus-kasus lain yang juga sarat dugaan korupsi seperti proyek Blok Medan, Lapangan Merdeka, dan Kebun Bunga diusut hingga tuntas. Seluruh proyek itu menghabiskan anggaran besar dari APBD, tetapi hasilnya tidak memuaskan," kata Abyadi.

×
Berita Terbaru Update