Notification

×

Iklan

Iklan

banner 728x90

Indeks Berita

Pemerintah Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump secara resmi menaikkan tarif dagang terhadap Kanada dari 25 persen menjadi 35 persen

Sabtu, 02 Agustus 2025 | Agustus 02, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-08-01T21:07:07Z

  Pemerintah Amerika Serikat (AS) di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump secara resmi menaikkan tarif dagang terhadap Kanada dari 25 persen menjadi 35 persen. Kenaikan tarif ini mulai berlaku pada 1 Agustus 2025, menyusul kegagalan kedua negara dalam mencapai kesepakatan sebelum batas waktu yang ditentukan Washington.



“Hari ini, Presiden Donald J Trump menandatangani Perintah Eksekutif untuk menaikkan tarif terhadap Kanada dari 25 persen menjadi 35 persen, dengan tarif yang lebih tinggi mulai berlaku pada 1 Agustus 2025,” demikian isi pernyataan resmi Gedung Putih, Kamis (31/7/2025), dilansir dari Antara.

Langkah ini dikaitkan dengan ketidakmampuan Kanada dalam menghentikan peredaran obat-obatan ilegal ke AS, terutama jenis fentanyl, yang telah menjadi perhatian serius pemerintah AS karena dampaknya terhadap krisis kesehatan nasional.

Sudah sejak awal Juli, Trump mengumumkan rencana menaikkan tarif terhadap berbagai komoditas dari Kanada sebagai bentuk tekanan diplomatik dan ekonomi. Kenaikan tarif ini merupakan tambahan dari tarif sektoral sebelumnya yang masih tetap berlaku.

Selain itu, produk-produk yang tidak memenuhi ketentuan dalam Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (USMCA) kini dikenai tarif 25 persen. Bahkan, sejak 4 Juni lalu, tarif atas baja dan aluminium asal Kanada telah dinaikkan dua kali lipat menjadi 50 persen.

Ketegangan diplomatik antara Washington dan Ottawa juga semakin tajam setelah pernyataan dari Perdana Menteri Kanada, Mark Carney. Ia menyampaikan rencana Kanada untuk mengakui Palestina secara resmi dalam Sidang Majelis Umum PBB mendatang di bulan September.

Keesokan harinya, Presiden Trump merespons langkah tersebut dengan mengatakan bahwa pengakuan terhadap Palestina akan “memperumit kesepakatan dagang” antara kedua negara.

×
Berita Terbaru Update