Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro buka suara soal lonjakan elektabilitas Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa sebagai fenomena menarik dalam peta politik nasional.
Namun, menurutnya, posisi tersebut masih belum dapat dikatakan final karena masih bergantung kinerja Purbaya untuk menjawab ekspektasi publik terhadap pemulihan ekonomi.
Agung menyebut, dari sisi popularitas, Purbaya dikenal publik berkat kiprahnya di sektor ekonomi dan posisinya sebagai menteri keuangan. Namun, ia menyebut popularitas tersebut masih relatif baru dan belum sepenuhnya mengakar di kalangan pemilih yang lebih luas.
“Apakah Pak Purbaya punya popularitas saat ini? Sementara ini iya, tetapi belum merata,” lanjutnya.
Sementara dalam aspek akseptabilitas, yakni sejauh mana Purbaya diterima oleh kalangan elit maupun masyarakat umum, Agung menilai responsnya masih beragam karena sebagian kaum elite contohnya partai politik mulai menyukai sosok Purbaya, tetapi di sisi lain sebagian publik masih berpikir-pikir.
Menurut Agung, akseptabilitas tersebut akan diuji oleh kinerja Purbaya dalam menjalankan kebijakan perekonomian Indonesia ke depannya.
“Ujian sesungguhnya ada di kinerja, bagaimana beliau mengembalikan ekonomi ke jalur pertumbuhan tinggi, menekan angka pengangguran, mengatasi kemiskinan kota, dan menjaga kestabilan harga-harga,” jelas Agung.
Sementara untuk aspek elektabilitas, Agung menyampaikan popularitas tanpa kinerja tidak akan bertahan lama. Banyak figur publik yang sangat populer pada awalnya, namun akhirnya kehilangan popularitas ketika masuk ke arena politik praktis.
“Ada juga tokoh yang populernya 100%, tetapi ketika masuk ke ranah politik langsung unblock. Pada tahap elektabilitas justru makin tergerus,” tandasnya.
 
 
 
