Dua asosiasi pariwisata nasional, yakni Indonesia Congress and Convention Association (Incca) dan Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita), meminta perhatian Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa untuk membantu menyelesaikan berbagai masalah yang membelit industri meeting, incentive, convention, exhibition (MICE) serta event di Indonesia.
Permintaan tersebut disampaikan dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (1/10/2025), yang dihadiri Ketua Umum DPP INCCA Iqbal Alan Abdullah dan Ketua Umum DPP Asita N Rusmiati.
INCCA dan ASITA menyatakan dukungan kepada Menkeu Purbaya yang dinilai memiliki komitmen membenahi dunia usaha.
"Kami berharap sektor pariwisata dan MICE juga mendapat dukungan lebih kuat, karena industri ini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan menarik investasi,” kata Iqbal.
Menurut Iqbal, wisatawan MICE rata-rata membelanjakan 3–4 kali lebih banyak dibanding wisatawan biasa, dengan masa tinggal lebih lama. Karena itu, ia berharap gebrakan kebijakan Menkeu Purbaya dapat memberi kemudahan bagi iklim usaha di sektor ini.
Masalah Utama Industri MICE
Iqbal menjelaskan ada tiga persoalan besar yang masih membebani pelaku usaha MICE dan event. Pertama, skema pembayaran proyek pemerintah. Kegiatan MICE yang dibiayai APBN, APBD, BUMN, atau BUMD umumnya baru dibayarkan setelah acara selesai, bahkan bisa molor hingga tiga bulan.
"Bayangkan kalau event besar sampai ratusan miliar, kita sebagai perusahaan penyelenggara harus talangi dahulu semua, itu sangat memberatkan," ujarnya.
Kedua, lesulitan pembiayaan perbankan. Suku bunga dinilai terlalu tinggi dan persyaratan pinjaman memberatkan. Agunan tidak bisa hanya tanah, tetapi harus ada bangunan, dengan nilai hanya dihitung 50%–60% dari NJOP.
Ketiga, tunggakan pembayaran event besar. Hingga kini masih ada utang pemerintah kepada vendor PON XX 2021 Papua dan Perpanas XVI sebesar hampir Rp 400 miliar yang belum dilunasi.
“Sebagian besar vendor adalah pelaku UMKM seperti katering, transportasi, kontraktor pameran, dan penyelenggara acara. Sudah empat tahun mereka menunggu yang membuat anggota kami mengalami tekanan berat dalam bisnis mereka,” tuturnya.
Iqbal menambahkan, pelaku usaha menaruh harapan besar kepada Menkeu Purbaya agar dapat mencari solusi. Dengan begitu, industri pariwisata, MICE, dan event yang jumlahnya cukup besar di Indonesia bisa kembali berkembang dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional.