-->

Notification

×

Iklan

Iklan

banner 728x90

Indeks Berita

Kasus keracunan makanan dalam program makan bergizi gratis (MBG) yang menimpa sejumlah siswa di berbagai daerah di Indonesia memunculkan kekhawatiran publik terhadap aspek keamanan pangan di sekolah

Sabtu, 11 Oktober 2025 | Oktober 11, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-10-10T20:04:11Z

 Kasus keracunan makanan dalam program makan bergizi gratis (MBG) yang menimpa sejumlah siswa di berbagai daerah di Indonesia memunculkan kekhawatiran publik terhadap aspek keamanan pangan di sekolah. Guru Besar Mikrobiologi Klinik FK-KMK Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof dr Tri Wibawa, memberikan kiat pertolongan pertama yang tepat untuk mengatasi keracunan.



Sebagai penanganan pertama yang cepat dan tepat saat seseorang menunjukkan gejala keracunan, Tri menekankan pentingnya mengganti cairan dan elektrolit yang hilang dari tubuh akibat muntah dan diare untuk mencegah dehidrasi.

“Langkah terpenting dalam pertolongan pertama adalah mengganti cairan dan elektrolit yang hilang untuk mencegah dehidrasi. Jika masih muntah,  minumlah sedikit demi sedikit. Jika kondisi memburuk, segera cari pertolongan dari petugas kesehatan,” jelas dokter Tri, Jumat (10/10/2025).

Ia menjelaskan, keracunan makanan terjadi karena masuknya kuman atau zat berbahaya ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman yang dikonsumsi.

“Keracunan makanan biasanya menimbulkan gejala seperti sakit perut, muntah, dan diare, yang muncul beberapa jam hingga hari setelah mengonsumsi makanan tersebut,” terangnya.

Sebagian besar kasus keracunan makanan, kata dokter Tri, bersifat ringan dan dapat sembuh tanpa pengobatan khusus. Namun, pada kondisi tertentu bisa berakibat serius jika tidak segera ditangani. Ia menyebut, bakteri seperti Salmonella sp. dan Escherichia coli (E. coli) memiliki mekanisme berbeda dalam menyebabkan keracunan makanan.

“Meskipun gejalanya mirip, mekanisme penyebabnya berbeda-beda tergantung jenis bakterinya,” kata dokter Tri.

Dokter Tri menekankan, demam yang muncul saat keracunan merupakan mekanisme alami tubuh untuk melawan infeksi. Sehingga, tidak perlu panik berlebihan jika mengalami demam.

“Demam membantu mengendalikan infeksi dengan memberi tekanan panas pada patogen dan meningkatkan efektivitas sistem kekebalan tubuh,” pungkas dokter Tri.

×
Berita Terbaru Update