Bantuan logistik mulai menjangkau desa-desa yang terisolasi akibat banjir dan longsor di Aceh. Setelah akses darat belum pulih, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memilih jalur udara untuk memastikan kebutuhan dasar warga terpenuhi tanpa menunggu pembukaan jalur darat.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan pendistribusian dilakukan lewat helikopter dan pesawat. “Prioritasnya menjangkau warga yang akses daratnya masih terputus,” ujarnya di Jakarta, Sabtu (29/11/2025).
Jalur udara dari Banda Aceh juga dibuka. Pesawat Cessna Caravan PK SNG diterbangkan ke Bandara Rembele, Bener Meriah. Pada sortie pertama, pesawat memuat 50 karton mi instan, perlengkapan makanan darurat, dua genset, dua unit satelit internet starlink, dan 20 liter BBM untuk memperkuat jaringan komunikasi dan penerangan. Sortie berikutnya membawa makanan keluarga, hygiene kit, selimut, kelambu, sarung, biskuit, pembalut, popok bayi, dan perlengkapan telekomunikasi.
Distribusi udara diperluas ke Aceh Tengah. Sortie pertama membawa bahan makanan dan genset, sementara sortie lanjutan mengirim beras, hygiene kit, serta kebutuhan dasar lainnya.
BNPB menjadikan penerbangan logistik sebagai jalur utama karena rute darat ke Aceh Tamiang, Bener Meriah, dan Aceh Tengah masih tertutup material longsor dan belum dapat dilalui kendaraan. Upaya membuka akses darat dilakukan paralel, tetapi tidak menjadi penghambat pembagian bantuan.
Hingga Sabtu (29/11/2025) malam, BNPB memastikan pengiriman logistik diperkuat untuk menjangkau seluruh warga terdampak secara merata dan tepat waktu. Distribusi udara disebut akan berlanjut hingga jalur darat pulih sepenuhnya.
