Internet rakyat kini menjadi topik hangat karena menawarkan koneksi internet cepat dengan harga sangat terjangkau bagi masyarakat luas.
Program ini memanfaatkan teknologi 5G fixed wireless access (FWA) berbasis open RAN pada frekuensi 1,4 GHz sehingga bisa menghadirkan akses internet tanpa harus menarik kabel fiber optik hingga ke tiap rumah.
Model nirkabel ini diklaim mampu memperluas jangkauan layanan digital, terutama ke daerah yang selama ini sulit tersentuh pembangunan infrastruktur kabel.Walaupun membawa harapan besar untuk pemerataan konektivitas nasional, pertanyaan utama tetap muncul, apakah jaringan internet rakyat benar-benar stabil dan dapat diandalkan untuk kebutuhan sehari-hari?
Untuk menjawabnya, perlu meninjau teknologi yang digunakan, cakupan layanan, kondisi di lapangan, serta tantangan yang dihadapi dalam pengoperasiannya. Berikut ulasannya:
Teknologi yang Mendukung Internet Rakyat
Internet rakyat dirancang sebagai alternatif ekonomis pengganti layanan fiber optik. Layanan ini disebut mampu menawarkan kecepatan mulai dari puluhan hingga sekitar 100 mbps, dilengkapi paket tanpa batas kuota serta instalasi yang relatif sederhana.
Melalui skema FWA, sinyal dipancarkan dari menara base transceiver station (BTS) menuju modem pelanggan secara langsung.
Dengan cara ini, kebutuhan pembangunan infrastruktur yang mahal seperti penggalian dan penarikan kabel dapat diminimalisasi. Efisiensi tersebut memungkinkan tarif layanan ditekan sehingga jauh lebih terjangkau bagi berbagai kalangan.
Karena sifatnya nirkabel, jaringan ini dapat menjangkau wilayah menantang seperti daerah perbukitan, pulau-pulau kecil, hingga kawasan dengan akses terbatas.
Inilah yang menjadikan internet rakyat dipandang sebagai solusi potensial untuk memperluas inklusi digital di Indonesia.
Daya Tarik Internet Rakyat
Ada beberapa faktor yang membuat layanan ini diminati masyarakat:
Menawarkan harga Rp 100.000 sehingga ramah untuk pelajar, pekerja lepas, UMKM, dan rumah tangga.
Kecepatan hingga 100 mbps.
Pemasangan cepat tanpa perlu menarik jaringan kabel hingga rumah.
Kecepatan memadai untuk aktivitas digital sehari-hari.
Menjangkau wilayah non-kabel yang belum dilayani fiber optik.
Mendukung agenda pemerintah dalam pemerataan akses teknologi digital.
Menggunakan teknologi open RAN yang memungkinkan pengembangan jaringan lebih efisien dari sisi biaya.
Faktor yang Memengaruhi Stabilitas
Meski prospeknya besar, kualitas koneksi internet rakyat tidak selalu seragam. Ada beberapa faktor utama yang memengaruhi kestabilan jaringan.
1. Cakupan belum merata
Pengembangan infrastruktur masih berlangsung secara bertahap. Tidak semua wilayah telah terlayani secara optimal, bhakan saat ini hanya baru melayani wilayah Pulau Jawa, Maluku, dan Papua.
Kondisi ini menyebabkan perbedaan kualitas koneksi antardaerah, tergantung seberapa dekat lokasi pengguna dengan BTS serta kesiapan jaringan di area tersebut.
2. Pengaruh lingkungan
Karena berbasis sinyal nirkabel, performa jaringan sangat sensitif terhadap kondisi sekitar.
Jarak rumah ke menara pemancar, kepadatan bangunan, tembok tebal, pepohonan, maupun kontur wilayah bisa memengaruhi kekuatan sinyal. Bahkan faktor cuaca juga turut berperan dalam menjaga kestabilan koneksi.
3. Penurunan kecepatan saat jam sibuk
Pada waktu-waktu tertentu, khususnya malam hari ketika banyak pengguna aktif bersamaan, kapasitas jaringan harus dibagi ke banyak perangkat.
Dampaknya, kecepatan internet dapat menurun. Fenomena ini wajar pada teknologi FWA yang berbagi bandwidth dalam satu sektor pemancar.
4. Kesiapan jaringan inti
Stabilitas tidak ditentukan oleh sinyal BTS saja. Infrastruktur jaringan inti atau backend penyedia layanan juga memegang peranan penting.
Jika kapasitas jaringan pusat tidak sebanding dengan jumlah pelanggan, kemacetan data bisa terjadi dan memicu penurunan kualitas koneksi.
5. Keberlanjutan operasional
Harga layanan yang sangat murah memunculkan tantangan tersendiri bagi keberlangsungan operasional. Ketersediaan pendanaan untuk pemeliharaan jaringan, peningkatan kapasitas, dan ekspansi menjadi krusial. Tanpa dukungan yang memadai, menjaga stabilitas layanan dalam jangka panjang dapat menjadi tantangan.
Kelebihan yang Tetap Perlu Dipertimbangkan
Walau kualitasnya sangat bergantung pada lokasi, internet rakyat tetap menyimpan sejumlah kelebihan yang patut diperhitungkan:
Instalasi lebih cepat dan praktis.
Biaya langganan terjangkau bagi berbagai lapisan masyarakat.
Potensi besar membuka akses internet di daerah tertinggal.
Mendukung percepatan transformasi digital nasional.
Model open RAN membuat perluasan jaringan lebih efisien.
Apakah Internet Rakyat Stabil?
Stabilitas internet rakyat bersifat relatif. Kualitas koneksi sangat tergantung pada jarak ke BTS, kepadatan pengguna, kondisi geografis, serta kesiapan infrastruktur jaringan di wilayah tersebut.
Di daerah yang telah memiliki pemancar kuat dan jumlah pelanggan belum padat, koneksi biasanya cukup stabil untuk kebutuhan seperti berselancar di internet, menonton streaming, bekerja jarak jauh, hingga mengikuti pembelajaran daring.
Namun, di area yang infrastukturnya belum optimal atau terlalu padat pengguna, fluktuasi kecepatan dan gangguan sinyal lebih mungkin terjadi.
Secara umum, layanan ini belum sepenuhnya mampu menandingi kestabilan fiber optik. Meski demikian, untuk masyarakat yang membutuhkan akses internet murah, praktis, dan tersedia di wilayah non-kabel, internet rakyat tetap menjadi solusi yang sangat bermanfaat.
Internet rakyat merupakan terobosan penting dalam upaya pemerataan akses digital di Indonesia. Teknologi FWA memungkinkan penyedia menghadirkan layanan murah dengan pemasangan cepat dan jangkauan luas.