Krisis layanan kesehatan mengancam Kabupaten Aceh Tengah
pascabanjir bandang dan longsor yang memutus seluruh akses darat menuju wilayah
tersebut. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Datu Beru Takengon kini menghadapi
kondisi darurat akibat menipisnya stok oksigen, yang menjadi penopang utama
perawatan pasien kritis.
Direktur Utama RSUD Datu Beru Takengon, Gusnarwin,
mengungkapkan bahwa ketersediaan oksigen saat ini hanya tersisa sekitar lima
tabung. Jumlah tersebut diperkirakan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah
sakit dalam beberapa hari ke depan apabila tidak ada tambahan pasokan.
“Saat ini stok oksigen kami tinggal sekitar lima tabung.
Karena itu, kami terpaksa membatasi tindakan medis yang tidak bersifat darurat
agar oksigen benar-benar diprioritaskan untuk pasien kritis,” kata Gusnarwin
kepada Beritasatu.com, Senin (15/12/2025).
Ia menjelaskan, krisis ini terjadi karena seluruh jalur
distribusi logistik medis menuju Aceh Tengah terputus akibat banjir bandang dan
longsor. Pengiriman tabung oksigen, obat-obatan, hingga bahan medis habis pakai
belum dapat dilakukan secara normal karena kerusakan parah pada akses jalan.
Kondisi tersebut membuat rumah sakit berada dalam situasi
yang sangat rentan. Kebutuhan oksigen bersifat harian dan tidak dapat ditunda,
sementara jalur distribusi alternatif masih sangat terbatas dan belum
sepenuhnya aman untuk dilalui.
“Kalau akses dari kecamatan dan kabupaten mulai terbuka
secara bersamaan, kami khawatir rumah sakit akan kewalahan. Pasien akan datang
lebih banyak, sementara pasokan oksigen dan obat-obatan belum sepenuhnya terpenuhi,”
ujarnya.
Selain oksigen, RSUD Datu Beru juga masih mengalami
keterbatasan pasokan obat-obatan dan bahan medis lainnya. Hingga kini, logistik
yang masuk baru difokuskan pada kebutuhan darurat, sementara kebutuhan rutin
pelayanan belum sepenuhnya tercukupi.
Gusnarwin berharap pemerintah pusat dan daerah segera
mempercepat pembukaan akses darat menuju Aceh Tengah. Terdapat tiga jalur utama
distribusi, yakni melalui Bireuen, Blangkejeren, dan wilayah barat Aceh, yang
menjadi kunci pemulihan pasokan logistik kesehatan.
“Cukup satu atau dua jalur saja yang bisa dibuka, maka
pasokan oksigen, BBM, dan obat-obatan bisa segera masuk. Ini sangat menentukan
keselamatan pasien,” tegasnya.
Hingga kini, RSUD Datu Beru masih mengandalkan manajemen
krisis agar layanan kesehatan tetap berjalan, sembari menunggu akses
transportasi dan distribusi logistik medis kembali pulih secara bertahap.