Raja Charles III bersama Ratu Camilla menyampaikan belasungkawa mendalam kepada para korban badai tropis yang melanda kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Melalui pernyataan resmi yang diunggah di media sosial, Raja
Charles menegaskan keprihatinannya terhadap ribuan warga yang terkena dampak
bencana tersebut.👌
“Kami sangat sedih mendengar besarnya kerusakan akibat badai
dahsyat di Asia Selatan dan Asia Tenggara,” tulis Raja Charles, dikutip dari GB
News, Senin (1/12/2025). Ia juga menyoroti penderitaan masyarakat yang
kehilangan rumah, mata pencaharian, hingga anggota keluarga.
Di Indonesia, lebih dari 600 orang dilaporkan meninggal
akibat banjir dan tanah longsor setelah diguyur hujan ekstrem. Sementara itu,
Thailand mencatat sedikitnya 176 korban jiwa, dan Sri Lanka melaporkan 212
orang tewas serta 218 hilang setelah banjir merusak bendungan besar di negara
tersebut.
Raja Charles menyampaikan solidaritasnya kepada para
keluarga korban. “Kami menyampaikan belasungkawa setulusnya kepada mereka yang
kehilangan orang tercinta,” ujarnya.
“Doa kami menyertai mereka yang kehilangan rumah dan yang
masih menunggu kabar anggota keluarga yang hilang,” papar raja berusia 77 tahun
itu.
Di Indonesia sendiri, bencana ini menyebabkan kerusakan
masif, yani sekitar 28.000 bangunan rusak dan lebih dari 1,5 juta orang
terdampak. Raja Charles juga memberikan penghargaan kepada para relawan dan
pekerja tanggap darurat yang bekerja tanpa henti membantu pemulihan.
“Dalam masa pemulihan ini, kami memberikan penghormatan
kepada para petugas tanggap darurat yang menunjukkan keberanian luar biasa,”
tulisnya.
Charles menambahkan dirinya dan Ratu Camilla terus mendoakan
warga yang terdampak di India, Malaysia, Sri Lanka, Indonesia, Thailand, dan
Vietnam.
Raja Charles juga mengingatkan pentingnya menjaga
keseimbangan alam di tengah meningkatnya fenomena cuaca ekstrem. “Peristiwa ini
menegaskan urgensi untuk mengembalikan harmoni dengan alam,” ujarnya.
Pernyataan sang raja tersebut sejalan dengan pesan Pangeran
William dalam pidatonya pada Konferensi Perubahan Iklim COP30 di Belem, Brasil.
Pidato itu disusun bersama antara ayah dan putra, mencerminkan komitmen lintas
generasi dalam menyuarakan aksi iklim global.