Sosok Dolfie Othniel
Frederic Palit kini resmi memegang komando PDI Perjuangan Jawa Tengah untuk
masa bakti 2025-2030. Penunjukan legislator asal daerah pemilihan Jawa Tengah
IV ini menandai babak baru bagi banteng Jawa Tengah yang kini mengedepankan kombinasi
antara loyalitas ideologis dan kecakapan teknokratis.
Dolfie merupakan figur yang lahir dari lingkungan pendidikan teknik yang kuat. Menyelesaikan studi di Teknik Fisika Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1995, pria kelahiran Kijang, Kepulauan Riau ini tidak hanya berkutat di balik meja insinyur.
Jejak rekamnya justru kental dengan gerakan sipil dan
pengawasan publik. Sebelum dikenal sebagai politisi Senayan, ia sempat mengasah
ketajaman analisisnya sebagai co-coordinator di Indonesia Corruption Watch
(ICW) pada akhir era 1990-an.
Pengalaman di lembaga antikorupsi tersebut membentuk
karakter Dolfie sebagai politisi yang sangat teliti terhadap angka dan
kebijakan fiskal. Di DPR, ia menjadi salah satu andalan Fraksi PDI Perjuangan
di Badan Anggaran dan Komisi XI.
Kepiawaiannya dalam urusan finansial dan program juga pernah
membawanya menduduki kursi staf khusus menko PMK serta posisi strategis sebagai
Komisaris Independen di PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.
Meski lahir di Kepulauan Riau, kedekatan emosional Dolfie
dengan Jawa Tengah terbangun lewat mandat rakyat di Wonogiri, Karanganyar, dan
Sragen selama beberapa periode. Di internal partai, ia merupakan kepercayaan
Ketua Umum Megawati Soekarnoputri yang sejak 2010 menjabat sebagai Kepala Badan
Penanggulangan Bencana (Baguna).
Kini, tugas berat menanti Dolfie di kantor DPD Panti Marhaen
Semarang. Ia dituntut melakukan evaluasi menyeluruh pascadinamika politik 2024
yang sempat mengguncang basis massa partai. Target Jateng sebagai kandang banteng
kini ada di pundaknya.
Misi utamanya adalah merajut kembali soliditas organisasi
agar Jawa Tengah tetap tegak sebagai benteng pertahanan utama PDI Perjuangan
dalam menyongsong kontestasi politik 2029.