Presiden Prancis Emmanuel Macron dicemooh korban Topan Chido saat melakukan kunjungan ke Pulau Mayotte, wilayah seberang laut Prancis, pada Kamis (19/12/2024). Kunjungan ini berlangsung lima hari setelah Topan Chido menghantam kepulauan tersebut, menimbulkan kerusakan besar dan kekacauan.
Pulau Mayotte, yang terletak sekitar 7.800 km dari Paris dan merupakan wilayah termiskin di Prancis. Presiden Macron dicemooh karena korban topan dahsyat tersebut menilai pemerintah pusat lamban dalam mengirimkan bantuan dan pasukan penyelamat untuk mengatasi dampak bencana.
Topan Chido menyebabkan ribuan orang kekurangan air bersih, listrik, dan makanan, serta menghancurkan banyak rumah.Saat mengunjungi rumah sakit Mamoudzou, Macron dihadapkan pada keluhan langsung dari warga setempat. “Tidak ada tempat yang aman lagi. Orang-orang berjuang untuk negara ini,” ujar seorang wanita kepada Macron.
“Fasilitas pelayanan publik Anda sudah kelebihan beban. Tidak ada seorang pun yang datang ke tempat kami tinggal untuk memberikan dukungan,” teriak seorang pria kepada Presiden Macron.
Kerumunan massa juga meneriakkan slogan-slogan seperti “Macron, tolong mundur”, “Jangan bicara omong kosong”, dan “Air, air, air”. Kondisi ini menambah ketegangan selama kunjungan presiden.
Macron mengeluarkan pernyataan dalam upaya meredam ketegangan. “Saya memahami bahwa Anda menghadapi kesulitan yang tak tertahankan dalam beberapa hari terakhir. Namun badai ini bukan disebabkan oleh saya. Anda melampiaskan amarah pada saya, tetapi saya bukanlah badai itu,” ujarnya.
Presiden Macron kemudian mengimbau warga untuk bersabar dan menunggu upaya penyelamatan serta distribusi bantuan. Ia menjelaskan bahwa pemerintah membutuhkan waktu untuk mengangkut barang bantuan ke Mayotte karena kurangnya persiapan menghadapi bencana sebesar topan super Chido.
Dalam rangkaian kunjungannya, pesawat pemerintah Prancis membawa empat ton bantuan, termasuk makanan dan perbekalan medis. Namun, pejabat setempat menegaskan bahwa kebutuhan mendesak saat ini adalah makanan dan air bersih.
Kementerian Dalam Negeri Prancis melaporkan angka kerusakan awal dengan sedikitnya 31 korban jiwa dan 2.500 orang terluka. Namun, jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah. Sebagai bentuk penghormatan, pemerintah Prancis akan mengadakan hari berkabung nasional pada awal pekan depan untuk mengenang para korban Topan Chido.
Setelah Presiden Macron dicemooh korban, pemimpin Prancis itu memutuskan untuk memperpanjang kunjungannya satu hari lagi. “Saya tetap di sini untuk menunjukkan rasa hormat dan simpati atas apa yang dialami orang-orang,” katanya.