Notification

×

Iklan

Iklan

banner 728x90

Indeks Berita

Mobil China di ASEAN menguat karena tarif Trump, dengan produsen mobil dan pemasok suku cadang asal China

Sabtu, 19 April 2025 | April 19, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-04-18T22:22:15Z

 Mobil China di ASEAN menguat karena tarif Trump, dengan produsen mobil dan pemasok suku cadang asal China yang diperkirakan akan mengalihkan fokus mereka ke kawasan yang lebih ramah tarif seperti Asia Tenggara, terutama Malaysia. Hal ini diungkapkan dalam laporan CIMB Securities yang dikutip New Straits Times, Jumat (18/4/2025),  yang mencatat bahwa lonjakan impor kendaraan dan komponen dari China bisa terjadi, mengingat produk-produk China yang ditawarkan dengan harga sangat kompetitif untuk mengatasi kapasitas produksi berlebih.



Menurut catatan CIMB Securities,masuknya mobil China memang  menguntungkan konsumen dalam jangka pendek dengan menyediakan lebih banyak pilihan, akses ke teknologi kendaraan listrik (EV) yang lebih maju, dan harga yang lebih terjangkau. Sayangnya, penerapan kebijakan tarif baru yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump justru a akan meningkatkan tekanan kompetitif terhadap pemain domestik yang sudah ada.

Mereka bahkan mencontohkan merek-merek dari Jepang, Korea Selatan, dan Eropa yang beroperasi di Malaysia sudah merasakan dampaknya. Merek-merek tersebut sudah sedikit tergerus penjualannya  karena kehadiran mobil China seperti BYD dan Chery  karena memasuki pasar dengan fitur canggih, keuntungan biaya berbasis skala, dan strategi harga agresif. “Mobil China di ASEAN menguat karena tarif Trump, yang membuat mereka semakin kompetitif dalam pasar yang terus berkembang di kawasan ini karena sekarang akan menjadi pasar utama,” jelas CIMB Securities. 

Menurut CIMB Securities  ada potensi dampak tidak langsung yang bisa muncul dari kebijakan tarif Trump terkait eksistensi mobil China di ASEAN. Hal ini termasuk inflasi impor, tekanan biaya operasional, dan potensi penurunan permintaan.“Mobil China menguat di ASEAN karena tarif Trump bisa memengaruhi biaya impor, meningkatkan harga kit completely knocked down (CKD), komponen, dan kendaraan yang sudah dirakit penuh. Volatilitas mata uang juga bisa mempersempit margin dan menyebabkan biaya input lebih tinggi, yang memberikan tekanan pada produsen untuk menyerap kerugian atau meneruskannya ke konsumen,” jelas laporan tersebut.

Di Malaysia, contohnya, di mana pembelian kendaraan sering kali bergantung pada pembiayaan konsumen, penurunan sentimen bisa mengurangi pemesanan kendaraan baru. Dampak dari konflik tarif AS-China serta fluktuasi mata uang ringgit Malaysia akan menentukan sejauh mana perubahan ini akan memengaruhi pasar otomotif di Malaysia seperti mobil China di ASEAN menguat.

×
Berita Terbaru Update