Banyak orang menganggap ngorok sebagai hal biasa, namun ternyata kebiasaan ngorok saat tidur bisa memicu gangguan serius seperti sleep apnea atau kondisi di mana napas bisa berhenti secara mendadak.
Menurut dr Tirta Mandira Hudhi atau dr Tirta, mengatakan ada tiga faktor utama yang bisa memicu sleep apnea, yaitu tonsil (amandel) yang membesar, perubahan posisi tidur, serta obesitas.
"Ketiganya dapat menyebabkan saluran napas tersumbat sebagian atau sepenuhnya saat tidur," ujar dr Tirta dikutip dari Instagram miliknya, Jumat (16/5/2025).dr Tirta mengatakan, kondisi ini terjadi karena lidah atau jaringan lunak di tenggorokan menutup saluran napas. Jika saluran napas tertutup selama empat hingga delapan detik secara berulang selama tidur, misalnya selama tujuh jam. Maka, jumlah total waktu seseorang tidak bernapas bisa sangat berbahaya.
"Ketika lidah menutup saluran napas, meski hanya empat detik. Jika terjadi ratusan kali dalam semalam, maka dampaknya bisa sangat serius," jelasnya lagi.
Gejala awal sleep anea yang sering tidak disadari antara lain sering mengantuk di siang hari, bangun tidur tidak segar, merasa lelah terus menerus, hingga terjadi konsentrasi menurun.
"Kondisi ini tentu bisa menurunkan kualitas hidup secara signifikan, bahkan meningkatkan risiko penyakit jantung, strok, dan tekanan darah tinggi," tuturnya.Ia menyebut, apabila seseorang sering mengalami ngorok disertai gejala di atas, segera periksakan diri ke dokter spesialis THT.
"Penanganan medis bisa mencakup perubahan gaya hidup, terapi alat bantu napas (CPAP), hingga operasi jika diperlukan," tutup dr Tirta menyebut mengorok bisa menyebabkan napas berhenti saat tidur.