Notification

×

Iklan

Iklan

banner 728x90

Indeks Berita

Perang India-Pakistan baru-baru ini menarik perhatian dunia militer

Sabtu, 10 Mei 2025 | Mei 10, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-05-09T18:38:35Z

  Perang India-Pakistan baru-baru ini menarik perhatian dunia militer. Pasalnya kedua negara mengandalkan kekuatan, khususnya di udara, dengan modal yang sama sekali berbeda.



Pakistan saat ini memiliki jet tempur buatan China, berbeda dengan India yang mengandalkan pesawat tempur buatan Prancis, Rafale. Perbedaan ini yang membuat banyak orang tertarik. Mampukah jet tempur buatan China mengalahkan pesawat tempur buatan Eropa yang dikenal canggih dan kuat? 

South China Morning Post, Jumat (9/5/2025) m,engatakan perang India-Pakistan tidak ubahnya sebuah laboratorium untuk menguji kekuatan sebenarnya dari produk militer buatan China dan Eropa. Masalahnya saat ini adalah jet-jet tempur China yang diandalkan oleh Pakistan justru tidak boleh dipandang sebelam mata. 

 Sudah terjadi pertempuran sengit antara jet tempur buatan China milik Pakistan dan pesawat tempur Rafale buatan Prancis yang digunakan India. Insidenmenyebabkan jatuhnya dua pesawat militer India," lapor South China Morning Post. Klaim iu dikuatkan oleh pernyataan dua pejabat Amerika Serikat. Mereka memastikan bahwa jet tempur J-10 buatan China yang dioperasikan Pakistan berhasil menembak jatuh setidaknya dua pesawat India pada insiden yang terjadi pada Rabu (7/5/2025)  lalu. 

“Jika terbukti, ini akan menjadi momen penting bagi Beijing karena menampilkan kemampuan tempur langsung dari teknologi militernya yang terus berkembang,” tulis South China Morning Post. 

Dibantah atau tidak, Perang India-Pakistan ini dianggap sebagai kesempatan langka untuk menguji kinerja jet, pilot, dan rudal udara-ke-udara dalam kondisi tempur nyata. Baik militer Amerika Serikat maupun China dilaporkan mengamati pertempuran ini dengan seksama untuk mengkalibrasi kesiapan mereka dalam menghadapi potensi konflik di kawasan lain, seperti Taiwan dan Indo-Pasifik.

Sejumlah unggahan di media sosial juga menyoroti performa rudal PL-15 buatan China yang diduga digunakan Pakistan, yang dibandingkan dengan rudal Meteor buatan konsorsium MBDA Eropa yang digunakan oleh India. Namun, hingga kini, belum ada konfirmasi resmi mengenai penggunaan kedua jenis senjata tersebut dalam pertempuran ini.

“Komunitas perang udara di China, AS, dan Eropa pasti sangat tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang taktik, perangkat, dan prosedur yang digunakan, serta apa yang berhasil dan apa yang gagal,” ungkap Douglas Barrie, peneliti senior di International Institute for Strategic Studies.

Selain pesawat, senjata lain yang jadi sorotan adalah rudal PL-15 buatan China. Pentagon disebutkan benar-benar mengamati secara khusus rudal tersebut. 

Rudal ini sebelumnya memang dikenal sebagai simbol kemajuan besar China dalam teknologi militernya, jauh melampaui teknologi Uni Soviet. Meski beberapa pihak mengeklaim bahwa PL-15 memiliki jangkauan yang lebih jauh daripada Meteor, rudal buatan Eropa. Meteor mengandalkan mesin "air-breathing" yang efisien, sementara PL-15 menggunakan roket pendorong.

Informasi mengenai versi PL-15 yang dimiliki Pakistan masih belum jelas. Beberapa sumber menyebutkan bahwa Pakistan hanya memperoleh versi ekspor rudal ini yang diluncurkan pada 2021, bukan varian canggih milik Angkatan Udara China.

“Jika PL-15 lebih efektif dari yang diperkirakan, China pasti akan mempelajari hasilnya dengan seksama,” kata Byron Callan, pakar pertahanan dari Capital Alpha Partners.

Sementara itu, Dassault Aviation (pembuat Rafale) dan MBDA (pengembang Meteor) belum memberikan komentar terkait  terkait perang India-Pakistan.  Khususnya kemampuan produk buatan mereka yang ternyata justru bisa dikalahkan senjata-senjata buatan China yang banyak digunakan Pakistan. 

×
Berita Terbaru Update