Bantuan dari professional dinilai dapat menjadi salah satu solusi dari konflik rumah tangga akibat pasangan yang terlibat judi online (judol). Hal ini disampaikan psikolog klinis dewasa, Teresa Indira Andani M.Psi.
“Kalau merasa situasinya sudah terlalu berat untuk dihadapi sendirian, tidak ada salahnya mencari bantuan profesional. Terkadang dukungan dari pihak luar justru bisa membuka jalan pemulihan yang lebih sehat dan nyata,” jelas Teresa, dikutip dari Antara, Kamis (19/6/2025).
Menurut Teresa, judi online memperburuk hubungan suami istri pernikahan. Merujuk pada pendekatan Method Couples Therapy Gottman, salah satu indikator perceraian adalah kehadiran “Four Horsemen” yakni kritik, sikap defensif, penghinaan, dan sikap menutup diri. Keempat hal ini dinilai Teresa, bisa dipicu dari kecanduan judi online.
Pasangan yang terjerumus dalam judi online, dikatakan Teresa, umumnya memiliki permasalahan terkait kontrol diri, stres emosional, hingga gangguan kecanduan yang lebih kompleks. Kondisi tersebut menurutnya membutuhkan penanganan psikologis secara menyeluruh.
“Kehancuran hubungan pernikahan itu tidak terjadi begitu saja, biasanya akumulasi dari masalah yang tidak terselesaikan. Dengan kesadaran, keterbukaan, dan mendapat bantuan profesional bisa menjadi pintu pembuka menuju pemulihan dari masalah ini,” jelasnya.
Teresa juga memberikan kiat komunikasi efektif dengan pasangan yang kecanduan judi online, yakni dengan menyampaikan rasa cemas dan kecewa secara terbuka, namun tetap memberi ruang bagi pasangan untuk jujur.
“Pada saat yang sama, pasangan perlu menyadari kebiasaan judi ini berdampak besar bukan hanya pada keuangan, tapi juga pada kepercayaan dan hubungan dalam keluarga. Perubahan harus datang dari kesadaran diri, bukan karena ditekan terus-menerus,” tandas Teresa.