Ketegangan antara Iran dan Israel belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Iran menyatakan akan terus melanjutkan serangan militernya sebagai bentuk balasan atas serangan udara Israel yang menewaskan ratusan warganya.
Dalam pernyataan yang disampaikan melalui siaran televisi pemerintah, Brigadir Jenderal Abolfazl Shekarchi, juru bicara Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran, menyatakan bahwa Iran tidak akan berhenti sebelum Israel membayar mahal atas tindakannya.
“Kami akan melanjutkan operasi kami hingga rezim Zionis kriminal merasa menyesal,” ujar Shekarchi, Sabtu (14/6/2025), dilansir dari Antara.
Pernyataan tersebut datang tak lama setelah serangan udara Israel pada Jumat dini hari (13/6/2025) menghantam berbagai fasilitas penting Iran, termasuk lokasi nuklir dan peluncur rudal. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 104 orang, termasuk di antaranya komandan Garda Revolusi (IRGC), sejumlah pejabat tinggi militer, dan sembilan ilmuwan nuklir. Sekitar 380 orang lainnya dilaporkan terluka.
Sebagai balasan, Iran meluncurkan rudal balistik yang menghantam beberapa wilayah di Israel. Serangan balasan ini dilaporkan menewaskan tiga orang dan melukai lebih dari 170 lainnya.
Dari pihak Israel, pernyataan keras juga disampaikan. Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, memperingatkan bahwa jika Iran terus menggempur Tel Aviv dengan rudal, maka balasan dari Israel akan jauh lebih menghancurkan.
“Jika Khamenei terus menembakkan rudal ke wilayah Israel, Teheran akan dibakar,” tegas Katz.
Ia juga menuduh Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, telah menjadikan rakyatnya sebagai tameng dalam konflik ini, dengan mengatakan bahwa tindakan Khamenei akan membuat warga Teheran membayar dengan harga yang mahal.
Konflik ini kian menunjukkan potensi membesar menjadi perang terbuka berskala regional, sementara komunitas internasional menyerukan penghentian kekerasan dan penyelesaian damai melalui jalur diplomasi.