Gelombang tinggi yang melanda wilayah pesisir selatan Kabupaten Lebak, Banten, membuat ribuan nelayan tidak bisa melaut selama beberapa hari terakhir. Menyikapi kondisi tersebut, Dinas Perikanan Kabupaten Lebak mendorong para nelayan terdampak untuk mengajukan bantuan pangan dan sembako.
Kepala Dinas Perikanan Lebak Winda Triana mengatakan, nelayan bisa langsung datang ke kantor dinas untuk mengajukan permohonan bantuan jika tidak dapat melaut akibat cuaca ekstrem.
“Saya sarankan nelayan yang terdampak gelombang tinggi segera ajukan bantuan sembako ke Dinas Perikanan,” kata Winda, Jumat (11/7/2025).
Bantuan yang disiapkan meliputi beras cadangan pemerintah dan kebutuhan pangan pokok lainnya. Winda menyebut, pengajuan dari Dinas Perikanan bisa dilanjutkan ke instansi terkait, seperti Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) untuk penyaluran.
“Biasanya bantuannya berupa beras dan sembako. Nanti kita usulkan agar nelayan bisa terbantu selama tidak bisa melaut,” jelasnya.
Dinas Perikanan juga sedang merancang program diversifikasi usaha sebagai solusi jangka panjang saat nelayan tidak bisa melaut. Program ini akan mengarahkan nelayan untuk memiliki usaha alternatif di darat.
“Saat cuaca ekstrem, harus ada usaha cadangan. Misalnya, usaha pertanian kecil, UMKM, atau kegiatan produktif lain yang cocok untuk nelayan,” ujar Winda.
Langkah ini diambil agar nelayan tetap bisa menopang ekonomi rumah tangganya saat terjadi paceklik ikan atau kondisi cuaca buruk.
Diketahui, jumlah nelayan di Kabupaten Lebak saat ini mencapai sekitar 4.000 orang, tersebar di dua kecamatan pesisir utama, yaitu Bayah dan Wanasalam. Seluruhnya sangat menggantungkan hidup dari hasil tangkapan laut.
Situasi gelombang tinggi yang berulang setiap tahun menjadi tantangan serius bagi keberlangsungan ekonomi mereka sehingga perlu penanganan cepat dan solusi jangka panjang dari pemerintah.