Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengungkapkan realisasi investasi di Indonesia tembus Rp 942,9 triliun hingga semester I 2025. Adanya realisasi ini, disebut telah menyerap tenaga kerja setidaknya 1,26 juta orang.
Rosan awalnya mengungkapkan, capaian investasi ini meningkat dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya yakni 13,6%.
"Realisasi investasi di semester pertama ini adalah Rp 942,9 triliun atau peningkatan 13,6%. Dan ini sangat sesuai dengan rencana yang kita jalankan," ungkap Rosan di kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi, Jakarta, Selasa (29/7/2025).
Ia melanjutkan, salah satu hal terpenting dari adanya realisasi investasi ini adalah potensi pembukaan lapangan kerja. Dan hingga paruh kedua ini telah menyerap 1,26 juta orang.
"Yang paling penting di-highlight adalah penyerapan tenaga kerjanya. Ini tepatnya 1.259.868 orang. Jadi ini adalah tenaga kerja yang tercipta dari 6 bulan pertama di tahun 2025," paparnya.
Rosan mengungkapkan, dari capaian angka realisasi, porsi penanaman modal asing (PMA) lebih kecil dibandingkan dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN).
Ia melanjutkan, untuk realisasi porsi PMA pada enam bulan pertama mencapai Rp 432,6 triliun. Sementara PMDN realisasinya mencapai angka Rp 510,3 triliun.
Rosan juga membeberkan, terdapat lima negara yang mencatatkan nilai investasi terbesar di Indonesia pada periode semester I 2025. Adapun, kelima negara tersebut semuanya berasal dari kawasan Asia.
Menteri Rosan mengungkapkan, untuk posisi pertama ditempati oleh Singapura yang mencatatkan nilai investasi sebesar US$ 8,8 miliar. Ia mengungkapkan, Singapura masih konsisten memimpin urutan pertama dalam daftar negara yang paling rajin menanamkan investasinya di Tanah Air.
"Kembali lagi Singapura masih mendominasi sudah cukup lama. Apalagi kita lihat juga hubungan antara negara ASEAN ini juga makin baik, makin erat," ungkap Rosan.
Sementara, di urutan kedua ditempati Hong Kong yang mencatat realisasi investasi senilai US$ 4,6 miliar. Kemudian di posisi ketiga terdapat China yang tercatat senilai US$ 3,6 miliar.
Lanjut di posisi keempat yakni Malaysia senilai US$ 1,7 miliar. Dan pada daftar kelima ada Jepang dengan nilai investasi pada paruh pertama 2025 sebesar US$ 1,6 miliar.
Meningkatnya realisasi investasi negara-negara kawasan ASEAN disebabkan semakin baiknya hubungan antarnegara di kawasan regional.
Terlebih, seluruh negara ASEAN saat ini sepakat menjalin kemitraan di tengah adanya ketidakpastian global. Oleh karenanya, ASEAN harus lebih meningkatkan dari segi investasi dan perdagangan.
"Ini yang juga dilakukan kesepakatan dan kita akan melihat kelihatannya angka ini akan terus berkembang terutama dari regional, dari negara-negara ASEAN," papar Rosan.