Notification

×

Iklan

Iklan

banner 728x90

Indeks Berita

Seorang pria berusia 50-an di New South Wales (NSW), Australia, meninggal dunia akibat terinfeksi virus langka mirip rabies yang ditularkan melalui gigitan kelelawar

Jumat, 04 Juli 2025 | Juli 04, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-07-03T19:21:26Z

  



Seorang pria berusia 50-an di New South Wales (NSW), Australia, meninggal dunia akibat terinfeksi virus langka mirip rabies yang ditularkan melalui gigitan kelelawar.

Departemen Kesehatan New South Wales mengonfirmasi pada Rabu (3/7/2025) bahwa korban terinfeksi Australian bat lyssavirus (ABLV), virus yang sangat langka dan menyerupai rabies. Pria tersebut digigit kelelawar beberapa bulan lalu, dan kondisinya memburuk drastis dalam beberapa hari terakhir hingga akhirnya meninggal dunia di rumah sakit.

“Infeksi Australian bat lyssavirus sangat jarang terjadi dan hingga kini belum ada pengobatan yang efektif,” kata otoritas kesehatan setempat dalam pernyataannya.

Pihak berwenang juga tengah menyelidiki kemungkinan faktor lain yang turut memperburuk kondisi pasien.

Australian bat lyssavirus adalah virus yang sangat mirip dengan rabies dan tidak ditemukan secara alami di luar spesies kelelawar Australia. Virus ini ditularkan ketika air liur kelelawar yang terinfeksi masuk ke tubuh manusia melalui gigitan atau cakaran. Gejala awal dapat muncul dalam hitungan hari, minggu, bahkan bertahun-tahun setelah kontak.

Menurut otoritas kesehatan, gejala awal infeksi meliputi demam, sakit kepala, dan kelelahan, mirip dengan gejala flu. Namun, kondisi dapat memburuk dengan cepat, menyebabkan kelumpuhan, delirium, kejang, hingga kematian.

Sejak pertama kali diidentifikasi pada 1996, hanya ada tiga kasus infeksi ABLV pada manusia yang tercatat di Australia, dan semuanya berujung fatal.

New South Wales Health mengimbau masyarakat untuk tidak menyentuh kelelawar dalam kondisi apa pun, karena seluruh spesies kelelawar di Australia berpotensi membawa virus lyssavirus tersebut.

×
Berita Terbaru Update