Notification

×

Iklan

Iklan

banner 728x90

Indeks Berita

Bagaimana jika Indiana Jones mencari Tabut Perjanjian di tempat yang salah?

Sabtu, 09 Agustus 2025 | Agustus 09, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-08-09T03:13:56Z

  



Bagaimana jika Indiana Jones mencari Tabut Perjanjian di tempat yang salah? Dalam film Raiders of the Lost Ark, karya legendaris Steven Spielberg, sang arkeolog fiktif menjelajahi Tanis, Mesir, demi menemukan peti suci yang diyakini berisi Sepuluh Perintah Allah. Namun, penggalian terbaru di Silo, Israel, pada tahun 2025, mungkin telah mengarahkan sorotan dunia ke lokasi yang lebih dekat dengan Tanah Suci.

Penggalian yang dipimpin oleh Dr Scott Stripling dari Associates for Biblical Research di Tel Shiloh menemukan struktur batu monumental yang sesuai dengan deskripsi Kemah Suci dalam Kitab Keluaran—yakni berorientasi timur-barat dengan rasio internal 2:1. “Kami telah mengidentifikasi sebuah bangunan yang sangat sesuai dengan spesifikasi Alkitab,” kata Stripling kepada CBN.

Situs ini juga mengungkap lebih dari 100.000 tulang hewan, terutama dari domba, kambing, dan sapi halal. Banyak di antaranya menunjukkan tanda-tanda pengorbanan sisi kanan, sesuai dengan aturan dalam Imamat 7:32. Penemuan ini memperkuat dugaan bahwa Silo adalah pusat ritual keagamaan utama Israel sebelum Yerusalem, seperti tercatat dalam Yosua 18 dan 1 Samuel 4.

Lebih lanjut, pecahan tembikar dari Zaman Perunggu Akhir (1550–1200 SM) ditemukan di lokasi yang sama, menambah korelasi antara situs ini dan masa ketika Tabut Perjanjian diyakini berada di Silo.

Tim Stripling juga mengidentifikasi gerbang kota Silo, tempat yang diyakini sebagai lokasi Imam Eli terjatuh dan wafat setelah mendengar bahwa Tabut direbut oleh orang Filistin. Meski begitu, hingga kini, Tabut Perjanjian itu sendiri belum ditemukan. Sejumlah ahli menyambut penemuan ini dengan skeptisisme dan menekankan perlunya verifikasi ilmiah melalui tinjauan sejawat.

Penggalian pun tidak lepas dari tantangan. Serangan rudal Houthi pada 4 Mei 2025 sempat menghambat aktivitas lapangan dan memicu evakuasi pada 24 Juni. Namun, tim tetap melanjutkan riset menggunakan metode petrografi sayatan tipis untuk memastikan usia situs dan memperkuat klaim arkeologis.

Menariknya, sebuah dokumen CIA yang telah dideklasifikasi dari tahun 1970-an mengindikasikan bahwa Amerika Serikat pernah menunjukkan minat terhadap Shiloh sebagai lokasi potensial Bahtera Nuh. Hal ini semakin menambah intrik atas pentingnya situs tersebut dalam sejarah keagamaan dan geopolitik.

Sementara sebagian tim peneliti lain terus mencari Bahtera Nuh di formasi Durupinar, Turki, temuan di Shiloh menghidupkan kembali perdebatan panjang seputar jejak artefak-artefak suci dalam kitab suci.

Apakah Silo benar-benar menyimpan jejak Tabut Perjanjian yang hilang? Dunia kini menanti hasil investigasi arkeologi lebih lanjut.

×
Berita Terbaru Update