Harga minyak mentah pada pekan ini mengalami penurunan mingguan terbesar. Komentar Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menjadi penyebab harga minyak mentah anjlok.
Komentar Trump terkait perang Rusia dan Ukraina membuat harga minyak berfluktuasi. Para pedagang pun masih melihat dampak lebih lanjut dari ancaman tersebut.
Berikut harga minyak mentah sepekan ini:Harga minyak mentah dunia melemah pada awal perdagangan pagi di Asia, setelah OPEC+ sepakat untuk kembali menaikkan produksi dalam jumlah besar pada September mendatang.
Kontrak berjangka Brent crude turun 43 sen atau 0,62% menjadi US$ 69,24 per barel. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) AS melemah 39 sen atau 0,58% ke level US$ 66,94 per barel.
Selasa (5/8/2025)
Harga minyak merosot lebih dari 1% karena meningkatnya pasokan OPEC+ dan kekhawatiran melemahnya permintaan global akibat ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap India atas pembelian minyak Rusia.
Harga minyak mentah Brent berjangka turun 82 sen atau 1,2% menjadi US$ 67,94 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 88 sen, atau 1,3% menjadi US$ 65,41.
Rabu (6/8/2025)
Harga minyak dunia melemah pada perdagangan Selasa (5/8/2025) setelah peningkatan pasokan dari OPEC+ dan kekhawatiran akan melemahnya permintaan global di tengah ancaman Presiden Amerika (AS) Serikat Donald Trump terhadap India terkait impor minyak Rusia.
Dilansir dari Reuters, harga minyak mentah Brent turun US$ 1,12 atau 1,63% menjadi US$ 67,64 per barel, sementara minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) merosot US$ 1,13 atau 1,7% ke US$ 65,16 per barel. Kedua harga minyak acuan tersebut mencatat level penutupan terendah dalam 5 pekan terakhir.