×

Iklan

Iklan

banner 728x90

Indeks Berita

Menjelang pertemuan mereka, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sama-sama menyoroti isu Krimea, wilayah yang menjadi titik panas

Selasa, 19 Agustus 2025 | Agustus 19, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-08-18T21:42:21Z

 Menjelang pertemuan mereka, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sama-sama menyoroti isu Krimea, wilayah yang menjadi titik panas konflik Rusia-Ukraina.



Trump menulis di Truth Social, “Ingat bagaimana semuanya bermula. Obama tidak akan kembali setelah Krimea diberikan (12 tahun yang lalu, tanpa satu tembakan pun!), dan Ukraina tidak akan masuk NATO.”

Pernyataan Trump merujuk pada masa kepresidenan Barack Obama ketika Rusia mulai menguasai Krimea. Meski demikian, pemerintahan Obama tidak pernah mengakui kedaulatan Rusia atas wilayah tersebut.

Pernyataan Trump merujuk pada masa kepresidenan Barack Obama ketika Rusia mulai menguasai Krimea. Meski demikian, pemerintahan Obama tidak pernah mengakui kedaulatan Rusia atas wilayah tersebut.

Sementara itu, Zelensky menekankan bahwa aneksasi Krimea oleh Rusia menjadi pelajaran berharga bagi Ukraina.

“Perdamaian harus langgeng. Tidak seperti bertahun-tahun yang lalu, ketika Ukraina terpaksa menyerahkan Krimea dan sebagian wilayah Timur kami, sebagian Donbas, dan Putin hanya menggunakannya sebagai batu loncatan untuk serangan baru,” tulisnya.

Ia menegaskan Ukraina tidak akan pernah menyerahkan Krimea kepada Rusia, sama seperti Kyiv, Odesa, dan Kharkiv tetap berada di bawah kendali Ukraina setelah invasi 2022.

Fokus pada Krimea bukan tanpa alasan. Semenanjung yang menjorok ke Laut Hitam seluas 27.000 km² ini merupakan kunci yang mendahului invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina.

Setelah penggulingan Presiden pro-Rusia Viktor Yanukovych pada 2014, Rusia menguasai Krimea dan mencaploknya secara resmi pada 18 Maret 2014. Putin menegaskan, Krimea “selalu menjadi bagian tak terpisahkan dari Rusia.

Perundingan Minsk yang difasilitasi Jerman dan Prancis pada 2014-2015 sempat berupaya menghentikan konflik di Ukraina timur, tetapi gagal. Zelensky menekankan, strategi perdamaian yang gagal itu tidak boleh terulang, dan Ukraina harus tetap mempertahankan wilayahnya.

Sorotan Trump dan Zelensky pada Krimea menjelang pertemuan mereka menegaskan pentingnya isu ini dalam diplomasi internasional. Krimea tetap menjadi simbol sengketa yang tidak hanya menyangkut wilayah, tetapi juga kedaulatan Ukraina di hadapan invasi Rusia.

×
Berita Terbaru Update