OpenAI membuka peluang menghadirkan iklan di ChatGPT sebagai sumber pendapatan baru. Namun, langkah ini akan dilakukan secara hati-hati dan sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Dalam wawancara dengan The Verge, dikutip Minggu (17/8/2025), Head of ChatGPT Nick Turley mengatakan, pihaknya harus sangat berhati-hati dan bijak apabila benar-benar melakukannya. Ia menilai, ChatGPT mungkin kurang cocok untuk format iklan langsung, tetapi produk OpenAI lain di masa depan bisa mendukung model bisnis berbeda.
Turley menegaskan, model berlangganan tetap menjadi fokus utama OpenAI. Menurut Bloomberg, pendapatan perusahaan diperkirakan mencapai US$ 12,7 miliar pada 2025, naik tiga kali lipat dari US$ 3,7 miliar 2024. Meski tumbuh pesat, OpenAI masih merugi dan belum memperkirakan arus kas positif sebelum 2029.ChatGPT kini telah melampaui 700 juta pengguna total dengan 20 juta di antaranya berbayar per April lalu. Turley melihat peluang untuk mengonversi pengguna gratis menjadi pelanggan premium.
OpenAI juga menguji fitur monetisasi baru seperti “Commerce in ChatGPT,” yang memungkinkan rekomendasi produk dengan komisi pembelian.
“Kami tidak akan membiarkan pendapatan afiliasi memengaruhi rekomendasi. Pemilihan produk harus tetap independen,” tegas Turley.
CEO OpenAI Sam Altman sebelumnya mengaku tidak nyaman mencampurkan iklan dengan AI. Namun, pada Juni 2025, Altman menyatakan tidak sepenuhnya menolak iklan apabila diterapkan secara bertanggung jawab.
Selain itu, Turley mengungkapkan OpenAI tengah mempertimbangkan arah produk di luar format chatbot. ChatGPT ke depan bisa berkembang menjadi alat produktivitas yang lebih terintegrasi, membuka peluang strategi monetisasi baru.