Risiko depresi ternyata bisa ditekan hanya dengan kebiasaan sederhana yakni duduk santai di alam selama 15 menit setiap hari. Penelitian yang menganalisis hampir 450 studi menemukan bahwa waktu singkat di ruang terbuka hijau cukup untuk menurunkan risiko depresi, mengurangi kecemasan, dan mengatasi rasa lelah.
Temuan ini datang dari tim peneliti Stanford University yang menyoroti bahwa aktivitas fisik di alam tidak selalu lebih efektif untuk kesehatan mental dibanding sekadar duduk santai.
“Temuan kami menegaskan bahwa paparan singkat ke alam tetap memberikan manfaat besar bagi kesehatan mental,” kata Profesor Yingjie Li, penulis utama studi ini dikutip Dailymail, Sabtu (9/8/2025).
Menariknya, duduk santai di alam memberikan dorongan suasana hati yang lebih besar ketimbang berolahraga di luar, setidaknya untuk aspek kesehatan mental. Bahkan, jika memiliki waktu lebih dari 45 menit sehari, manfaatnya bertambah, termasuk penurunan stres yang signifikan dan rasa segar yang lebih tinggi.Studi ini juga menemukan bahwa anak muda merasakan manfaat lebih besar dibanding populasi umum. Hal ini menjadi penting mengingat sebagian besar gangguan mental muncul sebelum usia 25 tahun. Data terbaru menunjukkan jumlah orang yang mencari bantuan untuk masalah mental melonjak 40% sejak sebelum pandemi, mencapai hampir 4 juta orang.
Diperkirakan satu dari enam orang dewasa akan mengalami depresi seumur hidupnya. Beberapa tanda depresi menurut NHS antara lain suasana hati rendah secara terus-menerus, kehilangan minat atau kesenangan dalam aktivitas, rasa tidak berharga atau rendah diri, kecemasan berlebihan, serta pikiran untuk mengakhiri hidup.
Gejala fisik juga bisa muncul, seperti perubahan nafsu makan, sembelit, kelelahan, menurunnya gairah seksual, dan gangguan tidur.
Hampir seperempat anak di Inggris kini berisiko mengalami gangguan mental, dan angka ini diprediksi bertambah seiring proyeksi bahwa 70% populasi dunia akan tinggal di kota pada 2050. Para peneliti menyarankan solusi praktis seperti membangun taman kecil (pocket park), menanam pohon di jalan, dan menyediakan lebih banyak ruang hijau di lingkungan perkotaan.
“Memasukkan waktu singkat di alam ke rutinitas harian bisa jadi intervensi yang efektif,” ujar tim peneliti.
Pejabat kesehatan menilai kenaikan angka kecemasan dan risiko depresi juga dipicu oleh kesadaran yang lebih besar terhadap isu kesehatan mental, ditambah tekanan ekonomi, termasuk sulitnya mencari pekerjaan bagi anak muda. Di Inggris, jumlah penduduk usia 18-24 tahun yang tidak bekerja karena masalah kesehatan lebih dari dua kali lipat dibanding satu dekade lalu.