Notification

×

Iklan

Iklan

banner 728x90

Indeks Berita

Seorang remaja perempuan berusia 17 tahun di China membuat geger China karena nekat menjual pacarnya ke sindikat judol Myanmar

Selasa, 26 Agustus 2025 | Agustus 26, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-08-25T20:18:54Z

 Seorang remaja perempuan berusia 17 tahun di China membuat geger China karena nekat menjual pacarnya ke sindikat judol Myanmar. Dilaporkan South China Morning Post, Senin (25/8/2025), remaja perempuan itu kini didakwa oleh pengadilan setempat atas dugaan penipuan karena aksi nekatnya itu. 



“Gadis tersebut menjual kekasihnya dengan imbalan 100.000 yuan (Rp 228 juta),” tulis South China Morning Post. Kasus ini mencuat ke publik berkat cerita kakak pacar remaja perempuan tersebut  yang dibagikan melalui media sosial. Cerita itu kemudian menarik perhatian luas dari netizen maupun media di Tiongkok.

Dalam cerita itu, Kakak korban mengaku pihak keluarganya harus mengeluarkan uang dalam jumlah besar agar saudaranya itu bisa kembali pulang. Mereka kini berharap pihak kepolisian dan aparat hukum memberikan hukuman setimpal pada kekasih saudara mereka itu. South China Morning Post menyebutkan peristiwa tragis itu berawal ketika korban yang bernama Huang bertemu dengan remaja perempuan yang bernama Zhou tahun lalu di sebuah ruang biliar di Guangzhou. Keduanya kemudian menjalin hubungan asmara. 

Zhou mengaku kepada Huang merupakan anak dari pengusaha China yang terkenal di Thailand. Selama berhubungan, Huang dipengaruhi oleh narasi palsu yang menyatakan keluarga Zhou memiliki bisnis di Thailand.  Pada Februari 2025, Huang berangkat ke Thailand bersama Zhou tanpa memberi tahu keluarganya, dan baru diketahui keberadaannya setelah mereka melihat statusnya di WeChat. 

Selama di Thailand, Zhou kemudian mengajak Huang berwisata ke Myanmar. Saat berada di perbatasan Thailand-Myanmar, Zhou justru berpura-pura pergi, lalu Huang diculik.

Ia kemudianu disekap di pusat penipuan di Myanmar selama hampir empat bulan. Ia mengalami pemukulan rutin hingga kehilangan pendengaran. Di kamp penipuan, Huang diintimidasi dan ditahan di ruang gelap, bahkan kepalanya digunduli. 

Ia dikerahkan untuk menipu melalui panggilan telepon hingga 16-20 jam sehari, dan dipukuli dengan batang logam atau ditampar apabila gagal memenuhi target. Akibat penyiksaan ini, berat badannya turun lebih dari 10 kilogram dan ia kehilangan daya pendengarannya secara permanen.  

Nasib Huang berubah ketika ia berhasil mengirimkan pesan darurat ke keluarganya melalui ponsel miliknya. Waktu itu ia beralasan ingin bermain gim di ponsel miliknya. Saat itulah ia langsung mengirimkan pesan minta tolong.   “Orang-orang bersenjata telah menangkapnya,” kenang sang kakak.  

Keluarga Huang kemudian berupaya melakukan kontak dengan penculik. Hanya saja mereka tidak mau begitu saja melepaskan Huang kembali ke China. 

Keluarga Huang harus mengeluarkan biaya 350.000 yuan atau setara Rp 798 juta agar Huang bisa pulang. Tuntutan itu akhirnya dipenuhi keluarga Huang. 

Pada akhir Juni 2025, Huang akhirnya kembali ke China dengan keadaan yang sangat memprihatinkan. Keluarga Huang setelahnya justru mencari Zhou yang dianggap jadi penyebab peristiwa tragis itu. 

Uniknya, Zhou justru tidak sadar jika ia dicari-cari pihak kepolisian. Zhou kemudian ditangkap setelah kembali ke China dari Thailand dan menghadapi tuduhan penipuan.  Kini Zhou tengah menjalani persidangan yang bisa menjebloskannya ke penjara untuk waktu lama. 

×
Berita Terbaru Update