Gelombang tinggi disertai banjir rob menerjang wilayah pesisir Kabupaten Tanggamus, Lampung. Akibat cuaca ekstrem tersebut, sebanyak 115 rumah warga rusak, mulai dari kerusakan ringan hingga berat, bahkan satu rumah hilang tersapu ombak.
Dua kecamatan yang paling terdampak adalah Kecamatan Kota Agung dan Kecamatan Pematang Sawa. Luapan air laut mencapai permukiman warga, menyebabkan ketinggian air antara 30–50 sentimeter (cm) di beberapa titik.“Air laut meluap sampai ke lapangan Dermaga 2 Kota Agung. Warga panik, apalagi satu rumah di Desa Kapuran hilang terseret ombak,” kata warga setempat, Minggu (9/11/2025).
Di Desa Kapuran, Kecamatan Kota Agung, enam rumah rusak berat dan 13 rumah lainnya rusak ringan, terutama di bagian belakang yang berhadapan langsung dengan garis pantai.
Sementara di Desa Way Nipah, Kecamatan Pematang Sawa, 45 rumah warga dan kantor desa ikut terendam.
Banjir rob juga melanda Desa Pasar Madang, Kecamatan Kota Agung, dengan 50 rumah warga terendam air laut.
Selain rumah, satu perahu fiber nelayan hancur dan beberapa perahu lain yang bersandar di pantai terbalik dan rusak ringan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanggamus bersama unsur terkait langsung meninjau lokasi untuk melakukan asesmen kerusakan dan tanggap darurat.
Berdasarkan data sementara BPBD, total 115 rumah terdampak, terdiri dari enam rumah rusak berat, 13 rusak ringan, dan 95 terendam banjir rob.
“Tidak ada laporan korban jiwa maupun luka-luka. Kami terus melakukan pendataan lanjutan di lapangan,” ujar Kabid Kesiapsiagaan dan Kedaruratan BPBD Tanggamus Hendarman Wahid.
Hendarman menjelaskan, fenomena gelombang tinggi ini telah diprediksi oleh BMKG sejak awal November, bertepatan dengan pasang maksimum bulan purnama dan tekanan udara rendah di perairan barat Lampung.
“Angin kencang dari arah barat daya serta kondisi topografi pesisir yang rendah memperparah genangan. Apalagi beberapa tanggul penahan ombak sudah rusak,” jelasnya.
BPBD Tanggamus mengimbau masyarakat pesisir agar tetap waspada terhadap potensi gelombang tinggi yang diperkirakan masih bisa terjadi hingga 12 November 2025.
Meski banjir rob telah surut sepenuhnya. Namun, petugas BPBD masih siaga di lokasi terdampak untuk memantau situasi dan membantu warga yang memperbaiki rumah mereka.
“Harapan kami, warga pesisir tetap waspada karena potensi gelombang tinggi masih bisa terjadi hingga beberapa hari ke depan,” tegasnya.