Krisis penutupan pemerintahan Amerika Serikat (AS) yang telah berlangsung lebih dari 40 hari terus menimbulkan dampak besar bagi sektor transportasi. Pada Selasa (11/11/2025), maskapai penerbangan di AS membatalkan hampir 1.200 penerbangan, menjadi hari kelima berturut-turut jumlah pembatalan harian menembus angka 1.000.
Menurut laporan Reuters, pembatalan massal ini terjadi setelah Badan Penerbangan Federal (FAA) menerapkan pengurangan penerbangan wajib di 40 bandara utama guna mengatasi krisis tenaga pengatur lalu lintas udara (ATC) yang makin parah selama penutupan pemerintahan.
FAA sebelumnya menginstruksikan maskapai untuk mengurangi 4% jadwal penerbangan mulai 7 November. Persentase pengurangan itu meningkat menjadi 6% pada Selasa, dan akan bertahap naik menjadi 8% pada Kamis serta 10% pada Jumat, 14 November 2025, jika kondisi belum membaik.
Kebijakan tersebut diambil karena banyak petugas ATC absen akibat bekerja tanpa bayaran selama penutupan, yang telah memasuki hari ke-42 dan jadi penutupan terpanjang dalam sejarah AS.
“Kekurangan staf ini sangat mengganggu operasional. Puluhan ribu penerbangan tertunda sejak awal Oktober,” ujar pejabat FAA.
Selama akhir pekan lalu, sekitar 1,2 juta penumpang mengalami penundaan atau pembatalan penerbangan akibat absennya ribuan pengatur lalu lintas udara.
Pada hari Senin (10/11/2025), tercatat 2.900 penerbangan dibatalkan dan 9.600 penerbangan tertunda, menurut data FlightAware, situs pelacakan penerbangan global.
Maskapai besar, seperti American Airlines, Delta Air Lines, dan Southwest Airlines menjadi yang paling terdampak.
Namun pada Selasa, kondisi sedikit membaik setelah FAA melaporkan hanya satu fasilitas yang mengalami kekurangan staf, turun signifikan dibanding hari sebelumnya.