-->

Notification

×

Iklan

Iklan

banner 728x90

Indeks Berita

Fenomena tak lazim di Jalur Gaza, terkait penjualan ponsel premium iPhone 17 Pro yang mengalami peningkatan. Laporan NBC News mengungkap sebagian besar pembelinya berasal dari kalangan pengungsi dan tunawisma

Senin, 29 Desember 2025 | Desember 29, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-12-28T23:36:12Z

 


Fenomena tak lazim di Jalur Gaza, terkait penjualan ponsel premium iPhone 17 Pro yang mengalami peningkatan. Laporan NBC News mengungkap sebagian besar pembelinya berasal dari kalangan pengungsi dan tunawisma yang hidup di tengah krisis kemanusiaan.

Melansir Phone Arena, Minggu (28/12/2025), ponsel berbasis iOS tersebut disebut telah beredar di Gaza selama beberapa bulan terakhir.

Surat kabar Uni Emirat Arab, The National, bahkan mengutip pertanyaan warga Palestina yang mempertanyakan kondisi ini.

"Mengapa ponsel, dan bukan makanan? Di tengah rumah-rumah yang hancur akibat bombardir, pemandangan warga berjalan sambil memegang iPhone terbaru menjadi kontras yang mencolok," ucap warga Palestina.

Laporan itu menyebutkan bahwa ukuran iPhone 17 Pro yang relatif kecil membuat perangkat ini lebih mudah masuk ke Gaza dibandingkan barang kebutuhan lain yang lebih mendesak, seperti bahan bangunan atau susu formula bayi

The National juga menyoroti dilema prioritas, mempertanyakan mengapa ponsel pintar justru diimpor ke wilayah konflik, alih-alih pasokan untuk rekonstruksi atau pemenuhan gizi anak-anak.

Hal itu dianggap janggal lantaran banyak warga yang menganggur, kehilangan tempat tinggal, bahkan mengalami kekurangan gizi, justru membeli ponsel kelas atas.

Harga perangkat di Gaza dilaporkan sangat mahal. Bahkan ponsel dengan spesifikasi rendah dapat dijual hingga 5.000 shekel, setara sekitar US$ 1.500, sekitar sepuluh kali lipat lebih mahal dibandingkan harga di negara lain.

Dengan asumsi nilai tukar Rp 16.700 per dolar AS, harga ponsel biasa di Gaza setara dengan Rp 25 juta.

Pekerja konstruksi berusia 52 tahun, Samir Kamal Awad Abou Dakaa, yang tinggal bersama istri dan lima anaknya, mempertanyakan fenomena tersebut.

“Kami bahkan tidak mampu membeli makanan, bagaimana kami bisa membeli ponsel?” ujarnya.

Fenomena ini juga memunculkan pertanyaan soal kebijakan masuknya perangkat komunikasi ke Gaza.

Jurnalis Palestina, Hamza Al Shobaki, menyoroti kekhawatiran keamanan dengan menyebut bahwa Israel memiliki rekam jejak penggunaan sistem komunikasi untuk pengawasan dan pengumpulan intelijen. Ia mempertanyakan alasan perangkat yang sebelumnya dilarang justru kini diizinkan masuk.

Pada sisi lain, Israel diketahui membatasi akses jaringan seluler di Gaza hanya hingga 2G, tanpa izin penggunaan 3G, 4G, maupun 5G. Selama hampir dua tahun, impor ponsel ke Gaza bahkan sempat terhenti melalui jalur resmi.

Direktur Eksekutif Gisha, organisasi hak asasi manusia Israel, Tania Hary, mencatat adanya lonjakan permintaan ponsel dan aksesorisnya.

Sementara itu, Koordinasi Kegiatan Pemerintah di Wilayah (COGAT) menyatakan kepada bahwa pihaknya berkomitmen memfasilitasi masuknya bantuan kemanusiaan sesuai perjanjian meski tidak memberikan penjelasan khusus terkait peredaran ponsel di Gaza.

Untuk pertama kalinya dalam dua tahun, ponsel pintar kini kembali diizinkan masuk ke Gaza melalui jalur resmi. Tingginya minat terhadap iPhone 17 Pro disebut tak lepas dari nilai simbolik dan status sosial yang melekat pada perangkat tersebut bagi sebagian pembeli.

Peneliti dari University of Cambridge Mona Jebril menilai, hal kontras ini sebenarnya bukan hal baru tetapi semakin aneh akibat kehancuran besar-besaran dan pembatasan ketat di perbatasan.

“Sebelum perang dan selama pengepungan, ponsel dan mobil mahal sudah ada. Namun kondisi saat ini membuat paradoks itu jauh lebih mencolok,” ujarnya.Namun, ponsel pintar tetap dianggap krusial bagi warga Gaza. Perangkat tersebut digunakan untuk mengikuti perkembangan berita, pendidikan anak-anak, komunikasi darurat, serta menghubungi keluarga di wilayah lain.

Jebril menegaskan bahwa di tengah keterbatasan jaringan dan krisis berkepanjangan, kepemilikan ponsel justru menjadi semakin penting bagi kehidupan sehari-hari penduduk Gaza.

×
Berita Terbaru Update