Industri pusat data (data center) global mencatatkan rekor baru pada 2025. Dikutip dari Mashable, Minggu (21/12/2025), laporan terbaru S&P Global mengungkapkan investasi pada data center melonjak hingga US$ 61 miliar.
Angka ini meningkat setengah miliar dolar dibandingkan tahun sebelumnya, menandakan bahwa tren pembangunan infrastruktur digital belum menunjukkan tanda-tanda melambat. Pendorong utamanya tak lain adalah kebutuhan daya komputasi yang masif untuk menopang perkembangan kecerdasan buatan generatif (generative AI).
Meskipun sebagian pihak skeptis bahwa tren AI akan meredup, para ahli S&P Global memprediksi sebaliknya. Kepada CNBC internasional, mereka menyatakan permintaan aplikasi AI akan tetap kuat pada 2026.
Namun, ada sisi lain dari lonjakan ini. S&P Global menemukan mayoritas pendanaan ini berasal dari ekuitas swasta (private equity).
Pertumbuhan masif ini membawa dampak lingkungan yang serius. Laporan S&P Global pada Oktober lalu memproyeksikan penggunaan jaringan listrik oleh data center akan meningkat 22% pada akhir 2025, dan diprediksi naik tiga kali lipat pada 2030.
Tren ini memicu perlawanan dari berbagai komunitas di Amerika Serikat. Awal bulan ini, koalisi yang terdiri dari 350 organisasi lingkungan nirlaba menandatangani surat desakan kepada 50 negara bagian untuk menghentikan ekspansi proyek data center.
Sepanjang tahun lalu, kesepakatan pembangunan data center menghadapi hambatan hukum dan sosial dari kelompok masyarakat lokal, termasuk kasus besar di Virginia dan Wisconsin. Para aktivis bahkan telah membuat perangkat litigasi untuk membantu warga melawan ekspansi data center AI.