Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memerintahkan
blokade terhadap semua kapal tanker minyak yang dikenai sanksi dan masuk maupun
keluar dari wilayah perairan Venezuela.
Langkah ini merupakan upaya terbaru Trump untuk meningkatkan
tekanan terhadap pemerintahan Venezuela yang dipimpin Presiden Nicolas Maduro.
Mengingat minyak merupakan sumber pendapatan utama Venezuela.
Mengutip Reuters, Kamis (18/12/2025), hingga berita ini
diturunkan, belum ada paparan jelas bagaimana teknis pemerintah AS akan
menerapkan blokade tersebut terhadap kapal-kapal yang terkena sanksi, termasuk
apakah para penjaga pantai akan dikerahkan untuk mencegat kapal-kapal tersebut,
seperti yang terjadi pada pekan lalu.
Pemerintah AS sebelumnya diketahui telah menempatkan ribuan
pasukan dan hampir selusin kapal perang, termasuk sebuah kapal induk untuk
berpatroli di wilayah tersebut. Bahkan sebelumnya, Trump dengan lantang menyebut
Venezuela sebagai teroris.
“Karena pencurian aset kami, dan banyak alasan lainnya
termasuk terorisme, penyelundupan narkoba, dan perdagangan manusia maka rezim
Venezuela telah ditetapkan sebagai organisasi teroris asing,” tulis Trump di platform
media sosial resminya, Truth Social.
“Oleh karena itu, saya memerintahkan blokade total dan
lengkap terhadap semua kapal tanker minyak yang dikenakan sanksi, kapal yang
masuk dan keluar dari Venezuela,” seru Trump.
Merespons aksi orang nomor satu di AS itu, pemerintah
Venezuela disebut menolak sanksi tersebut dan menyebutnya sebagai ancaman
mengerikan.”
Para pelaku pasar minyak mencatat harga minyak dunia yang
mengalami kenaikan sebagai antisipasi kemungkinan penurunan ekspor minyak
Venezuela, meskipun saat ini para pelaku pasar minyak masih menunggu rincian
lebih lanjut mengenai pelaksanaan blokade dan apakah juga akan mencakup
kapal-kapal yang tidak dikenai sanksi.