Perdana Menteri (PM) Hongaria, Viktor Orban, pada Sabtu (21/12/2024) menyatakan terdapat hubungan antara aktivitas migrasi dan serangan teroris di Eropa, seperti yang terjadi di pasar Natal Jerman, belum lama ini.
"Kasus-kasus semacam itu (teroris di Eropa) bukan lagi anomali, kasus tersebut telah menjadi rutinitas," katanya dalam konferensi pers tahunan di Budapest, dilansir Antara, Minggu (22/12/2024).Dia mengatakan, kejadian-kejadian semacam itu (teroris Eropa) dimulai dengan gelombang migrasi massal. "Hongaria tidak akan membiarkan menjadi negara tujuan serangan semacam ini," katanya.
Orban menegaskan, Hongaria akan melawan segala regulasi migrasi yang dipaksakan, baik secara legal maupun provokatif. Hongaria akan selalu mempertahankan diri dan kedaulatan.
"Brussels (kantor pusat Uni Eropa) tidak bisa mengubah Hongaria menjadi Magdeburg," kata dia.
Secara terpisah, dalam unggahannya di platform X, Orban menyampaikan belasungkawa atas jatuhnya korban jiwa. “Saya ingin menyampaikan belasungkawa terdalam kepada Olaf Scholz dan rakyat Jerman atas serangan teroris keji yang terjadi di pasar Natal di Magdeburg. Kami mendoakan keluarga para korban.”
Jumlah korban tewas akibat serangan mobil yang menabrak kerumunan di pasar Natal di kota Magdeburg pada Jumat malam (20/12/2024) meningkat menjadi lima orang, dengan 200 lainnya terluka.
Kanselir Jerman Olaf Scholz, yang mengunjungi lokasi serangan pada Sabtu, memastikan dilakukan penyelidikan menyeluruh. Dia berjanji bahwa Jerman akan merespons dengan kekuatan hukum yang penuh.
Tersangka, seorang dokter asal Arab Saudi berusia 50 tahun yang telah tinggal di Jerman sejak 2006, ditangkap di lokasi kejadian.
Tersangka yang diidentifikasi oleh media lokal sebagai Taleb A, dilaporkan memiliki pandangan anti-Islam dan mendukung kelompok sayap kanan.