Notification

×

Iklan

Iklan

banner 728x90

Indeks Berita

Keputusan Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan (BI rate) memberikan dorongan positif bagi pasar Surat Berharga Negara (SBN)

Senin, 26 Mei 2025 | Mei 26, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-05-25T19:07:09Z

  Keputusan Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan (BI rate) memberikan dorongan positif bagi pasar Surat Berharga Negara (SBN). Lelang SBN yang akan digelar pemerintah pekan depan diperkirakan akan menarik minat besar dari investor, dengan potensi penawaran masuk antara Rp 14 triliun hingga Rp 26,8 triliun, jauh di atas target indikatif senilai Rp 8 triliun.



Analis pasar surat utang dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Ahmad Nasrudin, mengungkapkan penurunan suku bunga memberikan insentif bagi investor yang mengincar capital gain dari kenaikan harga obligasi akibat turunnya imbal hasil akan membuat lelang SBN menjadi menari. 

“Suku bunga yang lebih rendah mendorong naik harga surat utang pemerintah. Ini menjadi daya tarik besar, baik bagi investor lokal maupun asing,” ungkapnya, Minggu (25/5/2025).Sentimen positif ini tercermin dari aktivitas investor asing di pasar SBN sepanjang 19–22 Mei 2025, di mana tercatat aksi beli bersih sebesar Rp14,13 triliun. Sementara itu, kurva imbal hasil menunjukkan penurunan tajam, khususnya pada surat utang berjangka pendek. Imbal hasil SBN tenor 6 bulan menyusut 16 basis poin ke level 6,0675%, sedangkan tenor 2 tahun turun 13 basis poin menjadi 6,295%.

Meski begitu, Ahmad menilai investor tetap berhati-hati, mengingat situasi global yang masih diliputi ketidakpastian.

“Spread suku bunga antara Indonesia dan AS yang menyempit menekan rupiah, sehingga investor lebih cenderung memilih tenor pendek. Meski begitu, jika stabilitas makroekonomi membaik, potensi perburuan tenor panjang akan kembali terbuka,” jelasnya.

Pemerintah akan menggelar lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pekan depan, dengan target indikatif Rp 8 triliun dari tujuh seri yang akan ditawarkan. Ahmad memperkirakan minat akan berfokus pada dua seri berjangka panjang, yakni PBS034 dan PBS039, setelah investor banyak masuk ke tenor pendek pada lelang sebelumnya.

Minat yang tinggi ini turut diperkuat oleh posisi fiskal yang relatif sehat. Surplus anggaran negara pada April 2025 mencapai Rp4,3 triliun atau setara 0,2% dari Produk Domestik Bruto (PDB), yang turut meningkatkan kepercayaan pasar terhadap ketahanan ekonomi nasional.

Di samping itu, penurunan suku bunga juga menciptakan peluang lebih besar bagi sektor korporasi untuk menerbitkan surat utang.

“Biaya bunga yang lebih rendah dan turunnya spread yield, terutama untuk peringkat BBB yang saat ini mencapai 430 bps, menjadi insentif bagi perusahaan berperingkat menengah untuk mengakses pendanaan pasar obligasi,”
kata Ahmad.

Ia juga menambahkan bahwa kebutuhan pendanaan korporasi cenderung meningkat, menyusul jadwal jatuh tempo obligasi yang cukup besar dalam waktu dekat.

“Pada Juni dan Juli 2025, jatuh tempo obligasi mencapai Rp 12,23 triliun dan Rp 26,23 triliun. Ini akan mendorong aktivitas penerbitan baru,”
imbuhnya.

Dengan kondisi tersebut, lelang SBN pekan depan diperkirakan akan mengalami oversubscription, dengan bid to cover ratio antara 1,75 hingga 3,35 kali. Pemerintah diprediksi akan tetap selektif dalam menyerap dana dari pasar, mengingat posisi anggaran negara yang relatif solid saat ini.


×
Berita Terbaru Update