Notification

×

Iklan

Iklan

banner 728x90

Indeks Berita

Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia menyinggung pembahasan terkait mundur dari kepemimpinan di partai politik

Rabu, 21 Mei 2025 | Mei 21, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-05-20T18:03:47Z

 Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia menyinggung pembahasan terkait mundur dari kepemimpinan di partai politik. Menurutnya, apabila seorang pemimpin partai tidak berhasil menaikkan jumlah perolehan kursi parlemen pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2029 mendatang, maka seharusnya akan sukarela mundur dari jabatan.



“Kalau kursi partai kita naik, boleh mimpi kita panjang tetapi kalau kursinya enggak naik, enggak usah mimpi kita. Enggak diminta mundur saja pasti mundur tuh. Sudah pasti tuh. Kita harus fair," ujar Bahlil dalam pidatonya di acara Musyawarah Nasional SOKSI di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (2025/2025).

Namun, sebaliknya, apabila mencatatkan kinerja yang bagus, maka seorang pemimpin partai harus bertahan untuk memperkuat eksistensi partai di panggung politik. "Tetapi kalau kerjanya bagus, ya jangan juga main-main, supaya kita betul-betul memperkuat partai," katanya.Dia menilai, apabila dirinya selaku pemegang tertinggi jabatan di Partai Golkar dapat meningkatkan jumlah kursi dari 102 kursi DPR yang diperoleh Golkar pada periode 2024-2029, maka kepemimpinannya berhasil.

"Kalau ketua umumnya kursi partainya dari 102 naik, ah itu berhasil mengurusnya. Itu boleh kau bermimpi besok jadi apa gitu kan," ujarnya.

Oleh karenanya, kehadiran SOKSI selaku salah satu organisasi pendiri Golkar dinilai penting untuk mencapai keberhasilan tersebut.

Dia menilai, di samping mengawal dan mendukung keberlangsungan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, SOKSI juga dinilai berperan penting menaikkan kursi partai.

"Itu dimana-mana saya bilang begitu. Tidak usah kita berpikir terlalu jauh, yang lain-lain itu nantilah. Kursi partai saja dahulu," pungkasnya.

Lebih jauh, Bahlil menegaskan, ia tidak mengejar posisi ketua umum Golkar demi kepentingan pribadi. Ia berujar, tugasnya sebagai ketua umum Golkar bukan untuk menyenangkan semua kader, melainkan fokus menjalankan visi partai secara terbuka dan tegas.

"Tugas saya bukan untuk memuaskan semua kader Golkar. Itu yang fair-fair saja. Kalau kita kan memang pemain terbuka, tidak pernah pemain tertutup,” tutur Bahlil.

×
Berita Terbaru Update