Tsunami raksasa diramalkan akan menghantam Jepang pada Juli 2025. Prediksi itu bukan berasal dari badan meteorologi atau ilmuwan, melainkan dari sebuah komik lawas karya mangaka Jepang, Ryo Tatsuki, yang kembali ramai dibicarakan setelah penggemarnya mengaitkan isi komik dengan bencana alam.
Dalam manga berjudul The Future I Saw (Complete Version) yang dirilis ulang pada 2021, Tatsuki menggambarkan akan terjadi gempa besar pada 5 Juli 2025 yang memicu tsunami raksasa tiga kali lebih dahsyat dari yang terjadi pada 2011. Diketahui pada saat itu gempa Tohoku menyebabkan gelombang tsunami besar yang merenggut puluhan ribu nyawa dan memicu krisis nuklir Fukushima.
Masalahnya menurut CNN, Senin (19/5/2025), pada komik yang sama Ryo Tatsuki juga jauh-jauh hari meramal adanya bencana besar pada Maret 2011. Kenyatannya, gempa dahsyat di Tohoku memang terjadi pada Maret 2011. Pembuktian itu yang kemudian membuat masyarakat Jepang dan wisatawan asing waswas.
“Ramalan ini memicu kepanikan di media sosial, terutama di Asia Timur. Banyak wisatawan dari China daratan, Hong Kong, Thailand, dan Vietnam memilih membatalkan atau menunda perjalanan ke Jepang. Mereka khawatir tsunami raksasa benar-benar terjadi sesuai yang digambarkan dalam komik,” tulis CNN.Komik tersebut bukan satu-satunya sumber kecemasan. Beberapa peramal feng shui dari Jepang dan Hong Kong turut menyebarkan ramalan serupa. Salah satunya bahkan mengeklaim akan ada gempa besar di Teluk Tokyo pada akhir April 2025 lalu, meski terbukti tidak terjadi.
Meski para ahli seismologi menegaskan bahwa memprediksi gempa secara tepat hampir mustahil, tetap saja ketakutan menyebar. Bahkan biro perjalanan di Hong Kong melaporkan penurunan pemesanan hingga 50 persen.
“Orang-orang hanya bilang ingin menunda liburan ke Jepang untuk sementara,” ujar CN Yuen, direktur biro perjalanan WWPKG di Hong Kong.
Pemerintah Jepang pun angkat bicara. Kantor Kabinet menyampaikan bahwa teknologi saat ini belum bisa meramal gempa secara akurat. Gubernur Prefektur Miyagi, Yoshihiro Murai, juga menyayangkan penyebaran rumor yang memengaruhi industri pariwisata.
Namun kekhawatiran itu tak sepenuhnya menghalangi arus turis. Statistik menunjukkan Jepang mencetak rekor kunjungan wisata sebanyak 10,5 juta orang hanya dalam tiga bulan pertama 2025. Wisatawan dari Amerika Serikat, Kanada, dan Australia juga tetap berdatangan.
Sementara sebagian orang menunda liburan karena takut tsunami raksasa, ada juga yang memilih tetap berangkat. Salah satunya adalah Vic Shing dari Hong Kong yang tetap berencana liburan ke Tokyo dan Osaka pada Juni 2025.
“Prediksi gempa tidak pernah akurat. Jepang sudah sangat berpengalaman menangani bencana,” ujarnya.
Terlepas dari benar atau tidaknya ramalan tersebut, para ahli mengingatkan bahwa kesiapsiagaan tetap lebih penting daripada ketakutan berlebihan. Karena meskipun tsunami raksasa bisa jadi hanya bagian dari imajinasi dalam komik, Jepang tetap berada di wilayah rawan gempa dan harus selalu waspada.