Sebuah pesawat penumpang melakukan manuver agresif untuk menghindari tabrakan udara dengan pesawat pengebom militer Amerika Serikat (AS) di atas wilayah North Dakota, menurut rekaman komunikasi pilot yang beredar.
Penerbangan Delta 3788, yang dioperasikan oleh maskapai SkyWest, lepas landas dari Minneapolis dan tengah mendekati Kota Minot ketika pilot tiba-tiba mengubah arah setelah mendeteksi kehadiran pesawat lain yang datang dari sisi kanan.
“Saya tidak tahu seberapa cepat mereka melaju, tetapi jelas jauh lebih cepat dari kami. Saya pikir membelok ke belakangnya adalah pilihan paling aman,” kata pilot kepada para penumpang.“Maaf atas manuver yang agresif tadi. Saya sendiri terkejut, ini sangat tidak biasa,” lanjutnya.
SkyWest menyatakan tengah menyelidiki insiden yang terjadi pada hari Jumat itu. Menurut keterangan resmi maskapai, pesawat Delta diizinkan mendekati bandara oleh menara pengawas, namun kemudian melakukan manuver menghindar setelah melihat pesawat lain berada di jalur penerbangan yang sama.
Angkatan Udara AS tidak memberikan rincian lengkap terkait insiden tersebut, namun mengonfirmasi bahwa pesawat pengebom B-52 memang sedang menjalani misi terbang dalam rangka North Dakota State Fair di Minot.
Minot, sebuah kota di utara North Dakota yang berjarak sekitar 80 km dari perbatasan Kanada, merupakan lokasi bandara komersial sekaligus pangkalan Angkatan Udara AS.
Dalam sebuah video yang diunggah ke Instagram dan telah diverifikasi oleh Storyful, pilot SkyWest mengatakan kepada penumpang bahwa mereka tidak menerima informasi apa pun mengenai keberadaan pesawat militer tersebut.
Ia juga mengungkapkan bahwa menara pengawas di Minot, yang diketahui tidak menggunakan radar, seperti banyak bandara kecil di AS, memberikan panduan arah yang justru berpotensi membahayakan penerbangan.
“Menara bilang belok kanan, saya lihat ada pesawat di sana. Lalu dia bilang lagi, belok kiri,” ujar pilot dalam video tersebut.
Insiden nyaris tabrakan ini terjadi kurang dari enam bulan setelah kecelakaan tragis di Washington yang melibatkan helikopter Angkatan Darat AS dan pesawat American Airlines, yang menewaskan seluruh 67 orang di kedua pesawat.
Kejadian tersebut mendorong otoritas federal dan Kongres AS untuk meninjau ulang sistem koordinasi antara pesawat militer dan sipil di wilayah udara bersama.