Notification

×

Iklan

Iklan

banner 728x90

Indeks Berita

Sekitar 50.000 pengemudi transportasi online lintas aplikasi dan platform, termasuk ojek online roda dua (R2), mobil online (R4), serta kurir barang dan makanan, akan melakukan aksi unjuk rasa besar-besaran

Senin, 21 Juli 2025 | Juli 21, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-07-20T17:27:26Z

 Sekitar 50.000 pengemudi transportasi online lintas aplikasi dan platform, termasuk ojek online roda dua (R2), mobil online (R4), serta kurir barang dan makanan, akan melakukan aksi unjuk rasa besar-besaran bertajuk. Aksi tersebut, bertajuk "Aksi 217: Korban Aplikator Kepung Istana" pada Senin (21/7/2025).



Aksi tersebut merupakan respons atas tidak adanya tindak lanjut konkret dari pemerintah, khususnya Kementerian Perhubungan, setelah demo besar 20 Mei 2025 dan rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi V DPR.

Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Transportasi Online Raden Igun Wicaksono menyebut, aksi ini sebagai akumulasi dari kekecewaan terhadap sikap diam pemerintah. “Sudah dua bulan lebih tidak ada langkah nyata. Bahkan pemerintah menaikkan tarif ojol hingga 15% yang justru kontra produktif dan menyengsarakan pengemudi,” ujarnya.Aksi ini diperkirakan akan melumpuhkan sebagian Jakarta karena disertai dengan aksi offbid massal dari para driver yang tergabung dalam gerakan korban aplikator. Masyarakat pengguna ojol, taksi online, dan layanan kurir diimbau menyesuaikan kebutuhan transportasi.

Aksi 217 akan difokuskan di kawasan Istana Presiden dan sejumlah lokasi strategis di Ibu Kota. Sebanyak lima tuntutan yang akan disuarakan dalam aksi tersebut:
1. Negara hadir dengan UU atau Perppu Transportasi Online
2. Skema pendapatan adil: Driver 90%, Aplikator 10%-Harga Mati
3. Regulasi tarif untuk antar barang dan makanan
4. Audit investigatif terhadap aplikator
5. Penghapusan sistem yang merugikan, seperti Aceng, Slot, Hub, Multiorder, dan Member

Asosiasi pengemudi menyesalkan sikap menteri perhubungan yang dinilai abai. Bahkan aksi ini ditujukan langsung ke Presiden Prabowo Subianto sebagai bentuk protes atas ketidaktegasan pemerintah.

“Ini bukan hanya soal driver, ini soal keberpihakan negara. Apakah negara berdiri bersama rakyat atau bersama aplikator raksasa? Jika tidak ditanggapi, aksi akan berlanjut hingga Desember 2025,” tegas Raden Igun.

Aksi ini tidak hanya melibatkan para pengemudi, tetapi juga kelompok pengguna transportasi online, buruh, mahasiswa, pelajar, dan pelaku UMKM, yang merasa terdampak langsung oleh ketidakadilan sistem transportasi daring saat ini.


×
Berita Terbaru Update