Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,12% secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal II 2025. Ia menilai capaian ini merupakan salah satu yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara dan negara anggota G20.
“Kalau kita lihat dari sisi sektor eksternal, Indonesia relatif masih menjaga ketahanan. Di mana cadangan devisa masih 152,6 miliar dolar AS. Kemudian juga neraca pembayaran juga masih relatif baik,” ujar Airlangga dalam konferensi pers di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (5/8/2025).
Menurut Airlangga, kondisi global saat ini masih diwarnai tantangan dan ketidakpastian. Namun, ekonomi Indonesia tetap menunjukkan ketahanan. Salah satu indikatornya adalah cadangan devisa yang per Juni 2025 tercatat mencapai US$ 152,6 miliar. Selain itu, neraca perdagangan mencatatkan surplus selama 62 bulan berturut-turut.
Pertumbuhan ekonomi nasional, kata Airlangga, juga ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan realisasi investasi yang sesuai target. Ia membandingkan capaian Indonesia dengan negara-negara tetangga yang pertumbuhannya relatif lebih rendah.
“Beberapa negara di bawah kita mulai dari Malaysia, Singapura, kemudian berbagai negara lain termasuk Amerika Serikat. Kemudian Korea Selatan juga relatif rendah,” paparnya.
“Sehingga di antara negara G20 dan ASEAN, kita salah satu yang tertinggi,” imbuhnya.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,12% yoy pada kuartal II 2025. Secara nominal, produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 5.947 triliun dan atas dasar harga konstan sebesar Rp 3.396,3 triliun.
Dibandingkan kuartal I 2025, ekonomi tumbuh 4,04% secara kuartalan (quarter to quarter/qtq).
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 tumbuh sebesar 5,12%. Secara tahunan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar 5,05%,” kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh Edy Mahmud dalam konferensi pers di Kantor BPS, Selasa (5/8/2025).
Ia menambahkan bahwa secara tahunan seluruh lapangan usaha mengalami pertumbuhan positif. Lima sektor utama penyumbang PDB terbesar, yakni industri pengolahan (18,67%), pertanian (13,83%), perdagangan (13,02%), konstruksi (9,48%), dan pertambangan (8,59%), yang secara kumulatif menyumbang 63,59% terhadap total PDB nasional.